Oleh: A. Saebani
KSK & Statistisi Ahli Pertama di BPS Kabupaten Cianjur.
KSK & Statistisi Ahli Pertama di BPS Kabupaten Cianjur.
Asian
Games resmi dibuka Presiden Jokowi pada 18 Agustus 2018
dengan menampilkan berbagai seni dan budaya dari penjuru tanah air Indonesia.
Kemeriahan pembukaan multieven Asian Games menjadi modal penting karena hampir
bersamaan dengan perayaan hari kemerdekaan Indonesia ke-73. Dengan modal finansial
yang tidak sedikit demi kelangsungan olahraga terbesar se-Asia tersebut,
menelan biaya lebih dari Rp. 5,6 triliun yang bersumber dari APBN. Tentunya
selain sebagai ajang promosi parawisata Indonesia juga diharapkan menjadi
katalisator pertumbuhan ekonomi pada triwulan III.
Merujuk pada data yang di rilis oleh BPS, pada triwulan II-2018 terhadap
triwulan II-2017 (y-o-y) ekonomi Indonesia
tumbuh sebesar 5,27 persen yang merupakan kenaikan tertinggi semenjak Tahun
2014. Pertumbuhan ekonomi didukung oleh berbagai lapangan usaha, yang tertinggi
oleh lapangan usaha jasa lainnya sebesar 9,22 persen; jasa perusahaan sebesar
9,89 persen dan transfortasi-pergudangan sebesar 8,59 persen.
BPS mencatat ekonomi Indonesia triwulan II-2108 terhadap triwulan I-2018
(q-to-q) tumbuh sebesar 4,21 persen. Pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 9,93 persen. Tumbuhnya sektor pertanian
dikarenakan pada triwulan II terjadi panen raya, sehingga menjadi daya dorong
pertumbuhan ekonomi. Selain itu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
triwulan II juga dipengaruhi oleh tingginya konsumsi rumah tangga. Selain
karena pada bulan Juni merupakan Idul Fitri yang merupakan puncak tingkat
konsumsi rumah tangga terhadap kebutuhan barang dan jasa. Dari sisi
pengeluaran, pada kuartal II adanya pemberian THR terhadap tenaga kerja, juga
para PNS/ASN menerima THR gaji beserta tunjangan kinerja sehingga meningkatkan
daya beli masyarakat.
Akan tetapi pertumbuhan ekonomi triwulan III harus menjadi perhatian
pemerintah supaya dapat menjaga ekonomi tetap stabil walaupun kondisi ekonomi
global yang kurang mendukung seperti memburuknya ekonomi Turki akibat
melemahnya uang mata Lira terhadap dolar Amerika Serikat. Akankah pertumbuhan
ekonomi Indonesia triwulan III bisa tumbuh di atas 5,27 persen, walaupun banyak
pelaku ekonomi yang pesimistis menjadi fokus perhatian tim ekonomi Jokowi
supaya pertumbuhan ekonomi terjaga di atas 5,27 persen.
Faktor daya ungkit pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III yang
realistis adalah Asian Game. Selain akan membawa devisa bagi negara juga
menjadi daya Tarik turis asing masuk ke Indonesia. Selain itu kepersertaan
Asian Game terdiri dari 45 negara di Asia akan membawa banyak atlet, officials
dan para pendukung. Dampak terhadap parawisata menjadi tumpuan ekonomi
nasional, seperti halnya akan menaikkan tingkat hunian kamar hotel; tumbuhnya penyedia
makanan minuman; tumbunya IKM/UMKM dari penjualan mercendice juga barang
lainnya.
Menurut ketua Indonesia Asian
Games 2018 Organism Committee (INASGOC) Erick Thohir, economy of impact-nya pun akan sangat besar. Menurutnya, penyelenggaraan
Asian Games juga akan banyak membuka lapangan kerja, dengan adanya kerja sama
di bidang souvenir dengan berbagai pengusaha lokal, baik lokal maupun
internasional. Semisal merchandising, sudah kerjasama dengan 17 perusahaan, 15
itu dari lokal, cuman dua yang asing, Royal Selangor dan Giordano. Dengan
begitu tentunya usaha IKM/UMKM tumbuh positif karena adanya
Asian Games.
Berdasarkan perhitungan sementara
Bappenas, Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018, yang akan digelar
di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus-2 September. Estimasinya, Asian Games
2018 akan memberikan dampak langsung mencapai Rp 45,2 triliun terhadap
perekonomian nasional. Dampak ekonomi dari pengeluaran pengunjung luar negeri
yang datang ke Indonesia selama Asian Games 2018 berlangsung, itu diperkirakan
sebesar Rp 3,6 triliun. Secara hitungan komposisi, jumlah tersebut terdiri dari
88 persen cost yang berasal dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67 persen
pengeluaran atlet, 3,96 persen pengeluaran awak media, 2,34 persen uang
officials, dan 0,77 persen pengeluaran sukarelawan. Dampak dari akomodasi
diperkirakan menjadi komponen pengeluaran terbesar yang mencapai Rp 1,3
triliun.
Dampak lain dari Asian Games terhadap
perekonomian adanya kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Seiring menurunnya tingkat investasi pada Triwulan II tercermin dengan komponen
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang hanya tumbuh 5,87 persen di bawah
ekspektasi pemerintah sebesar 6 persen. Di tengah ekonomi yang belum stabil,
perang dagang Amerika Serikat Vs Cina, jatuhnya mata uang Turki terhadap Dolar
Amerika Serikat akan mempengaruhi sentiment negatif terhadap perekonomian
global termasuk Indonesia. Akan tetapi dengan keberhasilan penyelenggaraan
Asian Games sebagai indikator bahwa Indonesia negara yang aman untuk membawa
dolar dan berinvestasi di berbagai lapangan usaha.
Berdasarkan data BKPM, pada triwulan
II-2018 terjadi penurunan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA)
sebesar 12,5 persen dan merupakan yang pertama terjadi dalam 5 tahun terakhir.
Realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal
Asing (PMA) pada triwulan II-2018 sebesar Rp. 176,3 triliun, angka ini turun
sebesar 4,9 persen dibandingkan triwilan I-2018 sebesar Rp. 185,3 triliun.
Adanya multieven seperti Asian Games dan annual
meeting IMF-World Bank dapat meningkatkan lagi kepercayaan investor baik
dalam negeri maupun luar negeri bahwa Indonesia mempunyai prospek bisnis yang
menguntungkan. Meningkatnya investasi, menjadikan ekonomi triwulan III-2108
semakin naiknya komponen PMTB terhadap PDB Indonesia, menjadi multiefek
terhadap ekonomi yang selama ini banyak dipengaruhi dari sektor pengeluaran
rumah tangga.
Selain itu, Asian Games akan menmbawa
devisa dari para peserta 45 negara sehingga nilai tukar rupiah di pasar
keuangan dapat terjaga juga stabil. Seperti diketahui nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat sekitar Rp. 14.578 per dolar. Stabilnya nilai
mata uang rupiah khususnya terhadap dolar Amerika Serikat akan membawa dampak
terhadap kepercayaan pelaku ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi bisa terjaga.
Keberadaan Asian Games dan adanya annual
meeting IMF-World Bank diharapkan
akan membawa pengaruh positif terhadap perekonomian triwulan III-2018. Ekonomi
Indonesia di tengah berbagai gejolak global seperti perang dagang Amerika
Serikat Vs China dan merosotnya perekonomian Turki tidak membawa dampak negatif
terhadap perekonomian nasional. Justru Asian Games dan adanya annual meeting
IMF-World Bank sebagai indikator
kepercayaan investor bahwa Indonesia sebagai negara yang aman dan menguntungkan
dalam berinvestasi. *** Penulis merupakan KSK & Statistisi Ahli
Pertama di BPS Kabupaten Cianjur
Sumber:
Radar Cianjur, 29 Agustus 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar