18 Feb 2019

SDGs dan Pendidikan Berkualitas


Muhammad Nurviana *)
Statistisi Pertama Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cianjur

Pada tanggal 25 September 2015 sebanyak 193 negara mendeklarasikan dan menyepakati sasaran Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) sebagai komitmen Agenda Pembangunan Global demi kemaslahatan umat manusia dan planet bumi hingga tahun 2030.

Rajut Erat Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Tahun Politik


Oleh: Sapto Prayogo, S.P.
Statitisi Ahli Pertama di Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur
Indonesia adalah negeri yang subur. Hampir semua tanaman bisa tumbuh di negeri ini. Indonesia kaya rempah-rempah sehingga banyak negara lain yang ingin memiliki negeri ini. Indonesia orangnya ramah-ramah. Oleh karenanya, banyak wisatawan asing yang betah tinggal di sini. Kekayaan alam Indonesia melimpah ruah. Karenanya banyak negara lain yang ingin mengeruk kekayaan alam negeri ini.

UPAYA MENINGKATKAN IPM CIANJUR


Oleh : A. Saebani, SSi
KSK & Statistisi Ahli Pertama di BPS Kab. Cianjur – Jawa Barat

          Selain pemerintah membangun sektor ekonomi yang menitikberatkan pada fisik seperti infrastruktur, pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) perlu mendapat prioritas utama. Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan dalam pembangunan kualitas hidup manusia adalah dengan Indek Pembangunan Manusia (IPM). Tak terkecuali, Kabupaten Cianjur perlu bekerja keras dalam meningkatkan kualitas penduduk dengan cara menaikkan angka IPM agar tidak kalah dengan Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Jawa Barat.

PERANAN DATA PODES UNTUK OPTIMALISASI DANA DESA


Oleh : Ade Permana
KSK Cugenang & Statistisi terampil lanjutan di BPS Kabupaten Cianjur
         
  Membangun Indonesia dari pinggiran sangat bermanfaat untuk pembangunan perdesaan. Untuk mempercepat kemajuan desa, pemerintah pusat menggulirkan program pembangunan desa yang disebut dengan Dana Desa (DD) yang bersumber dari APBN dan diberikan setiap tahun. Dana Desa (DD) yang telah dikucurkan pemerintah dari tahun 2015 Rp 20,7 triliun, 2016 Rp 46,98 triliun, 2017 Rp 60 triliun, 2018 Rp 60 triliun, dan pada tahun  2019 Rp 70 triliun (Kementerian keuangan, 2018).

Wirausaha Sebagai Kunci Utama Mengatasi Pengangguran



Oleh Teti Sugiarti
Jabatan Statistisi Pelaksana
Masalah pengangguran merupakan masalah krusial bagi sebuah Negara yang dapat menyebabkan lambannya pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor penyebab meningkatnya pengangguran di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa hal diantaranya faktor manusia itu sendiri dan faktor kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Adapun faktor manusia itu sendiri berupa kemalasan, umur dan rendahnya pendidikan serta keterampilan. Sedangkan faktor kebijakan pemerintah pusat dan daerah yaitu berupa ketimpangan antara kebutuhan pekerja dengan pemberi kerja, pengembangan sektor ekonomi, tenaga kerja asing (TKA), dan kurangnya sosialisasi kewirausahaan, serta banyaknya kompetensi ilmu yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

USIA PEROKOK DI INDONESIA SEMAKIN MUDA


Wulansari
Statistisi Pelaksana di BPS kabupaten Cianjur

          
  Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia sebagai jumlah perokok terbanyak setelah China dan India. Dan yang lebih memperihatinkan jumlah perokok aktif di Indonesia terus bertambah, mencapai lebih dari sepertiga jumlah penduduk Indonesia yang sebagian diantaranya banyak dari kalangan anak-anak mulai usia 10 tahun hingga remaja berusia 18 tahun. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), satu dari lima anak dan remaja Indonesia dikategorikan sebagai perokok, membuat Indonesia menjadi negara dengan proporsi perokok muda terbesar di kawasan Asia Pasifik.