Oleh: A. Saebani
KSK & Statistisi Ahli Pertama di BPS Kabupaten Cianjur
Gejolak ekonomi dunia rupanya memberikan
andil terhadap kecemasan pelaku ekonomi juga stabilitas perekonomian Indonesia.
Perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok, rontoknya perekonomian Turki dan
Argentina merupakan salah satu pemicu eksternal melemahnya nilai tukar Rupiah (terdepresiasi)
terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat (USD). Semakin merosat nilai tukar
rupiah banyak mempengaruhi cadangan devisa yang semakin menipis, sehingga
negara butuh dolar banyak demi stabilisasi Rupiah di pasar keuangan.
Bank Indonesia mencatat nilai cadangan devisa per Desember 2017 sebesar
US$ 130,2 miliar atau naik US$ 4,23 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.
Cadangan devisa sebanyak itu mampu untuk membiayai kebutuhan impor dan membayar
utang luar negeri pemerintah selama 8,3 bulan. Meningkatnya cadangan devisa
diikuti dengan stabilnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD)
sepanjang Tahun 2017. Nilai tukar Rupiah sepanjang 2017 berkisar antara 13.500
per USD dan hanya terdepresiasi sekitar 0,8 persen.
Delapan bulan setelah pencapaian gemilang atas kenaikkan cadangan devisa
dan stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar US sepanjang Tahun 2017. Stabilitas
perekonomian Indonesia mulai goyang dengan semakin tertekannya nilai Rupiah
terhadap USD. Berdasarkan data Bank Indonesia, per 4 September 2018 nilai tukar
Rupiah mendekati nilai Rp. 15.000,- per Dolar Amerika Serikat (USD). Posisi
cadangan devisa per 31 Juli 2018 sebesar US$ 118,3 miliar, yang pada awal Tahun
2018 berada pada posisi lebih dari US$ 130 miliar. Dengan semakin menurunnya
cadangan devisa negara akan berdampak pada stabilitas ekonomi secara
keseluruhan.
Melemah nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat selain faktor
eksternal juga harus diperhatikan faktor fundamental makro ekonomi Indonesia.
Salah satunya adalah defisit transaksi berjalan (current account deficit) harus pada level yang aman. Salah satu
strategi untuk menguranginya adalah dengan meningkatkan nilai ekspor dan
mengurangi impor sehingga tidak membebani cadangan devisa. Selain itu harus
mempunyai strategi yang mumpuni untuk meningkatkan investor asing membawa dolar
ke Indonesia. Juga sebaliknya pemerintah harus menjamin bahwa Indonesia negara
aman dengan segudang pengalaman pada krisis ekonomi 1997 sehingga Dolar US
tidak lari dari ke luar negeri.
Berdasarkan rilis data BPS, ekspor Indonesia Juli 2018 mencapai US$
16,24 miliar atau meningkat 25,19 persen dibanding ekspor Juni 2018. Akan
tetapi kenaikkan tersebut tidak diimbangi dengan nilai impor yang juga naik,
dan nilainya lebih besar dari pada ekspor. Nilai impor bulan Juli 2018 sebesar
US$ 18,27 miliar atau naik 62,17 persen dibanding Juni 2018. Besarnya nilai
impor dibandingkan dengan ekspor secara otomatis akan menguras cadangan devisa.
Jika terus menerus terjadi defisit transaksi berjalan, secara psikologis akan
melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar US.
BPS mencatat kenaikkan impor pada Juli 2018 karena meningkatnya impor
nonmigas mencapai US$ 15,66 miliar atau naik 71,54 persen dibanding Juni 2018.
Sebagian besar impor tersebut merupakan golongan mesin dan pesawat mekanik.
Banyak kebutuhan untuk mendukung proyek infrastruktur diduga penyebab tingginya
mengimpor barang-barang golongan mesin. Distribusi tiga negara asal pengimpor
terbesar pada Januari-Juli 2018, pertama Tiongkok sebagai negara yang pemasok
barang impor dengan nilai US$ 24,83 miliar (27,39%), disusul Jepang dengan
nilai impor sebesar US$ 10,45 miliar (11,53 %) dan Thailand nilai impor sebesar
US$ 6,34 miliar (6,99%).
Untuk meningkatkan kepercayaan pasar terhadap nilai tukar Rupiah,
pemerintah dan BI sebagai otoritas keuangan nasional harus bekerja sama
membangun sinergi dalam meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia. Salah satunya
harus menurunkan nilai defisit transaksi berjalan kurang dari 2,5 persen
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan pada kuartal II defisit
berjalan mencapai 3 persen dari PDB atau sebesar 8 miliar Dolar Amerika
Serikat. Dengan semakin berkurangnya defisit transaksi berjalan, ekspektasi tekanan
Rupiah terhadap USD tidak terlalu meningkat.
Strategi lain dalam mengendalian impor dan mengurangi defisit transaksi
berjalan adalah dengan menunda proyek-proyek yang menggunakan barang-barang
impor sangat tinggi. Walaupun infrastruktur sebagai kebutuhan mendesak dalam
pemerataan pembangunan tetapi dalam situasi terjadinya gejolak ekonomi perlu di
tata ulang khususnya proyek infrastruktur dengan komponen yang dipasok berasal
dari impor. Dengan begitu akan menurunkan kebutuhan barang-barang impor
sehingga cadangan devisa tidak terbawa arus ditengah badai ekonomi yang belum
reda.
Peningkatan sektor parawisata menjadi modal penting untuk meningkatkan
cadangan devisa juga mengurangi tekanan rupiah terhadap Dolar US. Suksesnya
Asian games menjadi modal tawar posisi Indonesia di mata dunia. Peningkatan
kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia akan membawa miliaran dolar ke
tanah air sehingga akan meningkatkan posisi cadangan devisa. Berdasarkan rilis
data BPS, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia Juli 2018 naik 12,10
persen dibanding jumlah kunjungan pada Juli 2017, yaitu dari 1,37 juta
kunjungan menjadi 1,54 juta kunjungan. Demikian pula, dibandingkan dengan Juni
2018, jumlah kunjungan wisman mancanegara mengalami kenaikkan sebesar 16,57
persen. Dengan data makro ekonomi khususnya peningkatan kunjungan wisman ke
Indonesia diharapkan menjadi daya kekuatan dan ketahanan ekonomi nasional.
Kekuatan ekonomi Indonesia, tercermin dengan tumbuhnya ekonomi pada
triwulan II yang tumbuh di atas prakiraan banyak kalangan. Berdasarkan rilis
data BPS, perekonomian Indonesia meningkat cukup tinggi terutama di dorong oleh
permintaan domestik dari konsumsi sektor suasta dan pemerintah. BPS mencatat
PDB tumbuh 5,27 persen (yoy) pada triwulan II 2018, di mana 5,14% berasal dari
pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Ini menggambarkan adanya perbaikan
pendapatan masyarakat dan keyakinan konsumen juga terjaganya tingkat inflasi
pada tingkat yang rendah.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar