18 Jul 2022

Buah Dari Takwa Kepada Allah

Oleh : Miftahulhaq اَلْحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُبِااللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لآ اِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحـْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَعُوْذُبِااللهِ مِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُونَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ (3:102) . يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ؛ Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah, Komitmen untuk bertakwa adalah komitmen yang harus selalu kita jaga dan pelihara. Bertakwa merupakan perintah yang diberikan Allah kepada orang-orang yang beriman. Karenanya, bagi orang-orang yang beriman memiliki komitmen untuk bertakwa merupakan keniscayaan mutlak yang harus dijaganya sampai akhir hayat. Makna takwa yang populer adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Pengertian ini mengandung pemahaman bahwa takwa harus diaplikasikan dalam dua hal, yaitu menepati aturan Allah dan menjauhkan diri dari larangan-Nya. Sehingga tidak bisa kita mengatakan “saya telah menegakkan shalat”, setelah itu berbuat maksiat kembali. “Saya telah menunaikan ibadah haji”, tapi sekembali dari tanah suci masih senang dengan kedzaliman, dan lain sebagainya. Pendek kata, komitmen takwa adalah komitmen untuk melaksanakan segala perintah Allah dan secara bersamaan berkomitmen pula untuk meninggalkan segala larangan-Nya. Takwa pada hakekatnya adalah integrasi antara iman, islam, dan ihsan. Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 177: ۞لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ ١٧٧ “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa” Hadirin yang dimuliakan Allah, Ayat ini jelas menunjukkan kepada kita bahwa menjadi orang bertakwa itu harus mampu melakukan sebuah kebajikan (al-birr) berupa iman, yaitu iman kepada Allah, hari akhir, para malaikat, kitab-kitab dan juga para Nabi. Pada saat bersamaan kita juga harus selalu mendirikan sholat dan menunaikan zakat sebagai perwujudan rukun Islam, dan senantiasa berbuat ihsan dengan mendermakan harta yang dicintainya, menepati janji dan perilaku sabar. Orang yang bertakwa dengan demikian adalah orang yang dalam waktu bersamaan menjadi mukmin, muslim, dan muhsin. Dalam surat Ali Imran ayat 102, Allah memerintahkan kepada kita supaya bertakwa kepada Allah dengan semaksimal mungkin, yaitu dengan mengerahkan semua potensi yang kita miliki. Cara bertakwa secara maksimal adalah dengan melakukan islamisasi seluruh aspek dan ruang lingkup kehidupan (islamiyah al-hayah), karena bagaimana mungkin seseorang akan mati dalam keadaan muslim kalau dia tidak selalu menjadi muslim sepanjang hidupnya. Dengan kata lain, seluruh proses hidup kita, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, tempat kerja, kehidupan bertetangga, bermasyarakat bahkan bernegara, harus didasarkan pada ajaran-ajaran Islam sebagai perwujudan melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Rasulullah SAW juga mengingatkan kepada kita agar menjaga komitmen takwa kapan dan di mana saja, ketika bertemu dengan siapa saja, serta dalam situasi apa saja yang dihadapinya. Rasulullah SAW bersabda: اِتْقِ الله حَيْثُمَا كُنْتَ (رواه الترمذى) “Bertakwalah kamu kepada Allah di manapun kamu berada” Hadirin yang dimuliakan Allah, Apabila komitmen takwa ini menjadi bagian dari cara hidup kita, maka insya Allah akan banyak keutamaan yang dapat kita raih dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam kehidupan akhrit, orang yang paling bertakwa akan mendapat kemuliaan di sisi Allah dan Rasulullah saw. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw: اِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِىَ الْمُتَّقُوْنَ مَنْ كَانُوا وَحَيْثُ كَانُوا (رواه أحمد) “Sesungguhnya seutama-utama manusia denganku adalah orang-orang yang bertakwa, siapaun dan bagaimanapun keadaan mereka” (HR Ahmad) Sedangkan dalam kehidupan dunia, komitmen takwa akan menjadikan pemiliknya memiliki keutamaan di antaranya berikut ini: 1. Orang yang bertakwa akan memiliki sikap furqan, sikap tegas membedakan antara yang haq (benar) dan batil (salah), halal dan haram, serta terpuji dan tercela. Orang yang bertakwa kelak di akhirat akan mendapatkan penghapusan dan pengampunan dosa serta akan mendapatkan pahala yang besar. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah dalam surat al-Anfal ayat 29: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَتَّقُواْ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّكُمۡ فُرۡقَانٗا وَيُكَفِّرۡ عَنكُمۡ سَيِّ‍َٔاتِكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡۗ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ ٢٩ “Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar” 2. Orang yang bertakwa akan mendapatkan solusi (jalan keluar) dari setiap problematika dan kesulitan hidup yang dihadapinya, serta akan mendapat rezeki dari berbagai sumber yang tidak pernah disangkanya. Hal ini sebagaimana janji Allah dalam surat At-Talaq ayat 2 – 3: …وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا ٢ وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ… ٣ “… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya…” 3. Orang yang bertakwa akan mendapatkan kemudahan dalam melaksanakan segala urusannya, baik terkait urusan kehidupan dunianya maupun dalam melaksanakan ibadahnya. Firman Allah dalam surat at-Talaq ayat 4 menyatakan bahwa : …ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مِنۡ أَمۡرِهِۦ يُسۡرٗا ٤ “…Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya” 4. Apabila sikap takwa ini menjadi komitmen bersama seluruh penduduk negeri, maka akan menjadi jalan bagi Allah untuk melimpahkan berkah-Nya dari langit dan bumi bagi seluruh penduduk negeri tersebut. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah dalam surat al-A’raf ayat 96: وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡ نَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ٩٦ “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” Hadirin yang dirahmati Allah, Komitmen takwa kepada Allah SwT hanyalah diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa perilaku takwa akan mudah kita raih kalau kita memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SwT. Ketakwaan kepada Allah merupakan bagian dari konsekuensi dari keimanan kita kepada-Nya. Iman tanpa diiringi perilaku takwa, yaitu berupa ihsan, maka sesungguhnya keimanan tersebut tidak sempurna adanya. Oleh karena itu, marilah terus kita pelihara dan perkuat iman kita, dan selanjutnya diwujudkan dengan ketakwaan kita yang semaksimal mungkin, sesuai batas kemampuan yang kita miliki. Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah, Demikianlah janji Allah kepada kita. Apabila kita memiliki sikap takwa dalam menjalani kehidupan ini maka Allah akan memberikan keutamaan-keutamaan yang merupakan buah dari ketakwaan kita kepada-Nya. Akhirnya marilah kita berupaya semaksimal mungkin, dengan seluruh potensi yang kita miliki untuk memelihara dan mewujudkan sikap takwa kita dalam kehidupan sehari-hari. أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم وسارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السموات والأرض أعدت للمتقين بارك الله لى ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى وإياكم من الآيات والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم إله هو الغفور الرحيم. Khutbah Kedua إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا} ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.