19 Feb 2019

PEMBANGUNAN INKLUSIF TERHADAP KEMISKINAN


Oleh : A. Saebani, SSi
KSK /Statistisi Ahli pertama di BPS Kabupaten Cianjur
       
  Arah pembangunan ekonomi yang inklusif di 2018, ditandai dengan memfokuskan pada pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan memberikan hasil yang positif. Tonggak sejarah pun ditorehkan pada Maret 2018, dimana tingkat kemiskinan Indonesia sebesar 9,82 persen. Pencapaian angka kemiskinan satu digit dimana tahun-tahun sebelumnya selalu berada di angka dua digit (di atas 10 persen).
        Begitu pun di Kabupaten Cianjur, mengalami hal yang tidak jauh berbeda dengan fenomena nasional. Tercermin dari jumlah penduduk miskin dari 257,41 ribu orang (11,41 persen) di 2017 menjadi 221,58 ribu orang (9,81 persen) di  2018 (BPS, Maret 2018)
        Merujuk pada perkembangan tingkat kemiskinan Kabupaten Cianjur yang mengalami pasang surut, namun arah perubahan tingkat kemiskinan cenderung turun sesuai perkembangan makro ekonomi yang semakin baik.  Berdasarkan data BPS dari tahun 2012, dimana jumlah penduduk miskin  sebesar 292.2 ribu orang (13,17%). Selanjutnya dua tahun kemudian, terjadi penurunan jumlah penduduk miskin menjadi 256,6 ribu orang (11,47%) di tahun 2014.
       Namun, di tahun 2015 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Cianjur justru naik lagi menjadi 273.9 ribu orang (12,21%). Kondisi ini diduga pengaruh psikologis karena adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM yang berdampak pada kenaikkan harga bahan makanan pokok masyarakat. Sehingga, terjadi inflasi yang mengakibatkan Garis Kemiskinan (GK) naik, di lain pihak, pendapatan masyarakat tetap atau bahkan turun.
        Kemudian, pemerintah mengambil kebijakan tidak menaikkan harga BBM bersubsidi khususnya bahan bakar premium dalam kurun waktu 2016 - 2018. Dan berbagai kebijakan pengendalian inflasi kebutuhan pokok pada angka yang rendah (di bawah 5 persen) berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan.
        Pada tahun 2016 sebanyak 261,39 (11,62%) penduduk miskin, dan pada 2017 turun menjadi 257,41 orang atau 11,41 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Cianjur. Akhirnya, pada Maret 2018 total penduduk miskin sebesar  221,58 ribu orang (9,81 persen) atau turun sebanyak 35,83 ribu orang.
        Fenomena penurunan kemiskinan merupakan akumulasi berbagai program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Kebijakan menurunkan angka kemiskinan yang dilakukan secara masif dan lintas sektoral. Ini merupakan perwujudan dari pembangunan yang berorentasi inklusif. Strategi pembangunan bukan hanya mengejar pertumbuhan semata, tetapi pembangunan ekonomi berkualitas.
       Misalnya, Dana Desa yang telah dikucurkan pemerintah dari tahun 2015 Rp 20,7 triliun, 2016 Rp 46,98 triliun, 2017 Rp 60 triliun, 2018 Rp 60 triliun (Kemenkeu, 2018). Kementerian Desa untuk Dana Desa (DD) pada Tahun Anggaran (TA) 2018 memberikan fokus lebih besar pada pengentasan kemiskinan dan ketimpangan. Dana Desa (DD) TA 2018 dilakukan penyesuaian bobot variabel jumlah penduduk miskin dan luas wilayah desa.
        Selain itu, Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Cianjur pun dengan berbagai kebijakan seperti Cianjur Ngawangun Lembur (CNL), Gotong royong lobaan (Gorol) dan berbagai program pemberdayaan masyarakat miskin perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi. Meningkatkan perekonomian masyarakat dengan program car free day (CFD) di berbagai daerah mempunyai andil dalam mendorong perkembangan perekonomian, ksususnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) di wilayah Kabupaten Cianjur.
       Dari berbagai program tersebut di atas, pembangunan baik infrastruktur dasar maupun ekonomi di desa yang dibangun, mulai dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Konektivitas daerah perkotaan dengan daerah perdesaan terhubung dengan baik. Geliat ekonomi masyarakat dapat dirasakan bukan hanya di perkotaan, ekonomi perdesaan pun meningkat.
       Walaupun tingkat kemiskinan Kabupaten Cianjur masih di atas rata-rata Provinsi di Jawa Barat (7,45 persen) pada Maret 2018. Namun, pencapaian tersebut masih lebih baik dibandingkan tingkat kemiskinan di beberapa Kabupaten/Kota yang masih berada di atas 10 persen.
       Namun, permasalahan kemiskinan bukan sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Ukuran lain yang dapat menjelaskan kualitas kemiskinan adalah kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Di Kabupaten Cianjur pada Maret 2018, indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengalami penurunan menjadi sebesar 1,34 yang tahun sebelumnya di September 2017 sebesar 1,50 atau turun sebesar 0,16 poin.
      Sedangkan tingkat keparahan kemiskinan juga mengalami penurunan yang asalnya sebesar 0,32 pada September 2017 menjadi sebesar 0,27 pada Maret 2018 atau turun 0,05 poin. Penurunan nilai indeks ini menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan dan kesenjangan pengeluaran antar penduduk miskin juga semakin menyempit.
     Penanggulangan kemiskinan yang komprehensif memerlukan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha (sektor swata) dan masyarakat merupakan pihak-pihak yang memiliki tanggungjawab sama terhadap penanggulangan kemiskinan.
     Pemerintah telah melaksanakan penanggulangan kemiskinan melalui berbagai program dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar warga negara secara layak, meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat miskin, penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat serta melaksanakan percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam upaya mencapai masyarakat Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.
   Namun keseluruhan upaya tersebut belum maksimal jika tanpa dukungan dari para pemangku kepentingan lainnya (Stakeholder). Untuk menunjang penanggulangan kemiskinan yang komprehensif perlu peningkatan yang lebih efektif diantaranya: 1). Meningkatkan efektivitas program Dana Desa untuk pemberdayaan penduduk miskin; 2). Meningkatkan jumlah penerima bantuan sosial; 3). Peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan dasar; 4). Peningkatan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) dengan pendidikan dan teknologi tepat guna.
Sumber: RADAR CIANJUR, 9-01-2019

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar