21 Feb 2019

Doa Musafir Ketika Melihat Desa/tempat Yang Hendak Dimasuki


Bahwa setiap kali Rasulullah SAW melihat sebuah desa yang hendak beliau masuki, maka beliau pasti membaca:

20 Feb 2019

Doa Musafir yang Singgah di suatu Tempat


Dari Khaulah binti Hakim, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Jika salah seorang diantara kalian berhenti singgah di suatu tempat singgah, maka hendaknya ia membaca:

Doa Bepergian (5)


Dari Abdullah bin Sarjis radiallahu anhu, ia berkata, sesungguhnya Nabi SAW apabila bepergian maka beliau berdoa:

Doa Bepergian (4)


Dari Abdullah bin Sarjis radiallahu anhu, ia berkata: Rasulullah SAW apabila bepergian maka beliau berdoa:

19 Feb 2019

SDM JABAR DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0


Oleh : A. Saebani, SSi
Fungsional Statistisi Ahli Pertama di BPS Cianjur Provinsi Jawa Barat
             
  Indonesia umumnya dan Jawa Barat khususnya perlu lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 sebagai dampak dari kemajuan teknologi digital, artificial intelligence (AI) atau kecerdesan buatan yang tidak dapat dihindarkan lagi. Revolusi industri 4.0 sudah menyasar ke berbagai aktivitas kehidupan manusia. Inovasi dan kesiapan SDM menjadi modal utama untuk memanfaatkan peluang dari kemajuan teknologi tersebut.

Perhitungan Produksi Padi Dengan KSA


Oleh : Nanang Suryana, SAP
KSK Cipanas dan Statistisi Penyelia di BPS Kabupaten Cianjur

           Swasembada pangan ksususnya beras menjadi isu penting seiring bertambahnya penduduk Indonesia. Disisi lain, luas baku lahan sawah dari tahun ke tahun cenderung semakin berkurang akibat alih fungsi lahan untuk industri, infrastruktur jalan, pelabuhan, bandara, bendungan maupun perumahan. Ketidakakuratan data produksi padi nasional diduga disebabkan oleh tidak samanya perkiraan luas panen dengan cara pengamatan berjenjang (eyes estimation) dengan fakta luas panen di lapangan sehingga terjadi kelebihan perkiraan produksi beras nasional (overestimate).

PEMBANGUNAN INKLUSIF TERHADAP KEMISKINAN


Oleh : A. Saebani, SSi
KSK /Statistisi Ahli pertama di BPS Kabupaten Cianjur
       
  Arah pembangunan ekonomi yang inklusif di 2018, ditandai dengan memfokuskan pada pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan memberikan hasil yang positif. Tonggak sejarah pun ditorehkan pada Maret 2018, dimana tingkat kemiskinan Indonesia sebesar 9,82 persen. Pencapaian angka kemiskinan satu digit dimana tahun-tahun sebelumnya selalu berada di angka dua digit (di atas 10 persen).

DESA WISATA, MEMBANGUN INDONESIA BAHAGIA


Oleh : A. Saebani, SSi
Statistisi di BPS Kab. Cianjur, Provinsi Jawa Barat
      
Pembangunan infrastruktur di era Pemerintahan Jokowi-JK dilakukan secara masif menjangkau seluruh pelosok negeri. Pemerataan pembangunan menjadi pondasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan (sustainable). Salah satu strategi dalam pengembangan perekonomian masyarakat adalah membangun destinasi wisata perdesaan.

Setelah Angka Kemiskinan Turun (Lagi)


Oleh : A. SAEBANI
KSK & Statistisi Ahli Pertama di BPS Kab. Cianjur – Jawa Barat

RILIS terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai penduduk miskin di Indonesia pada September 2018 sebesar 9,66 persen (25,67 juta orang), berkurang sebesar 0,16 persen poin (0,28 juta orang) dibandingkan posisi Maret 2018 sebesar 9,82 persen (25,95 juta orang). Dalam satu tahun penduduk miskin turun mencapai 0,46 persen poin (0,91 juta orang) terhadap September 2017 yang masih 10,12 persen (26,58 juta orang).

EDUKASI DAN PENYELAMATAN ANAK DARI STUNTING


Oleh : A. Saebani
Statistisi Ahli di BPS Cianjur –Jawa Barat
 Masalah anak mengalami stunting perlu menjadi perhatian serius pemerintah untuk segera diatasi. Data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) menunjukkan angka kejadian anak mengalami stunting di Indonesia mencapai 30,8 persen, masih jauh dari angka ambang batas yang ditetapkan WHO sebesar 20 persen.  Tingginya angka prevalensi anak mengalami stunting menjadi tantangan pemerintah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) berdaya saing bahkan akan menjadi kerugian baik sosial mapun ekonomi.

Doa Bepergian (3)


Dari Abdullah bin Sarjis radiallahu anhu, ia berkata: Rasulullah SAW apabila keluar untuk bepergian maka beliau berdoa:

BPS Akan Lakukan Sensus Penduduk 2020 dan Kisah-Kisah di Baliknya


Sapto Prayogo, S.P.
Statitisi Ahli Pertama di Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur
Adakah yang mengenal Badan Pusat Statistik (BPS) dan kisah-kisah di baliknya? Saya pikir, sebagian besar masyarakat kita tidak mengenalnya. Padahal, BPS adalah instansi pelat merah yang paling sering blusukan.

Mensejahterakan Rakyat dan Mencerdaskan Bangsa


Oleh : Sapto Prayogo, S.P.
Statitisi Ahli Pertama di Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cianjur

Listrik  bagi kehidupan masyarakat, sudah tidak dipungkiri lagi, sangatlah penting. Dengan adanya listrik, kehidupan  dimalam hari menjadi terang. Anak-anak sekolah bisa belajar dimalam hari dan menikmati hiburan. Peralatan-peralatan listrik juga bisa dihidupkan untuk membantu beberapa pekerjaan masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat menjahit pakaian, membuat roti atau kue, membuat meja dan kursi, membuat pagar besi, serta membuat barang-barang industri lainnya. Kemudian dengan adanya listrik juga hampir semua arus informasi dari seluruh penjuru dunia dengan begitu mudahnya bisa kita peroleh melalui internet, televisi, atau radio.

CERDAS BERASPIRASI DALAM PEMILU 2019


Oleh : Sapto Prayogo, S.P.
Statitisi Ahli Pertama di Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cianjur

Tanggal 17 April 2019 mendatang negeri kita akan mengadakan pesta demokrasi. Pesta demokrasi atau Pemilu (Pemilihan Umum)  ini akan dilaksanakan secara serentak di seluruh tanah air dari Sabang sampai Merauke. Pada Pemilu 2019 nanti kita pertama kalinya dalam sejarah tidak hanya memilih presiden dan wakilnya tetapi juga sekaligus memilih Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Provinsi, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota. 

18 Feb 2019

SDGs dan Pendidikan Berkualitas


Muhammad Nurviana *)
Statistisi Pertama Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cianjur

Pada tanggal 25 September 2015 sebanyak 193 negara mendeklarasikan dan menyepakati sasaran Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) sebagai komitmen Agenda Pembangunan Global demi kemaslahatan umat manusia dan planet bumi hingga tahun 2030.

Rajut Erat Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Tahun Politik


Oleh: Sapto Prayogo, S.P.
Statitisi Ahli Pertama di Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur
Indonesia adalah negeri yang subur. Hampir semua tanaman bisa tumbuh di negeri ini. Indonesia kaya rempah-rempah sehingga banyak negara lain yang ingin memiliki negeri ini. Indonesia orangnya ramah-ramah. Oleh karenanya, banyak wisatawan asing yang betah tinggal di sini. Kekayaan alam Indonesia melimpah ruah. Karenanya banyak negara lain yang ingin mengeruk kekayaan alam negeri ini.

UPAYA MENINGKATKAN IPM CIANJUR


Oleh : A. Saebani, SSi
KSK & Statistisi Ahli Pertama di BPS Kab. Cianjur – Jawa Barat

          Selain pemerintah membangun sektor ekonomi yang menitikberatkan pada fisik seperti infrastruktur, pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) perlu mendapat prioritas utama. Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan dalam pembangunan kualitas hidup manusia adalah dengan Indek Pembangunan Manusia (IPM). Tak terkecuali, Kabupaten Cianjur perlu bekerja keras dalam meningkatkan kualitas penduduk dengan cara menaikkan angka IPM agar tidak kalah dengan Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Jawa Barat.

PERANAN DATA PODES UNTUK OPTIMALISASI DANA DESA


Oleh : Ade Permana
KSK Cugenang & Statistisi terampil lanjutan di BPS Kabupaten Cianjur
         
  Membangun Indonesia dari pinggiran sangat bermanfaat untuk pembangunan perdesaan. Untuk mempercepat kemajuan desa, pemerintah pusat menggulirkan program pembangunan desa yang disebut dengan Dana Desa (DD) yang bersumber dari APBN dan diberikan setiap tahun. Dana Desa (DD) yang telah dikucurkan pemerintah dari tahun 2015 Rp 20,7 triliun, 2016 Rp 46,98 triliun, 2017 Rp 60 triliun, 2018 Rp 60 triliun, dan pada tahun  2019 Rp 70 triliun (Kementerian keuangan, 2018).

Wirausaha Sebagai Kunci Utama Mengatasi Pengangguran



Oleh Teti Sugiarti
Jabatan Statistisi Pelaksana
Masalah pengangguran merupakan masalah krusial bagi sebuah Negara yang dapat menyebabkan lambannya pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor penyebab meningkatnya pengangguran di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa hal diantaranya faktor manusia itu sendiri dan faktor kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Adapun faktor manusia itu sendiri berupa kemalasan, umur dan rendahnya pendidikan serta keterampilan. Sedangkan faktor kebijakan pemerintah pusat dan daerah yaitu berupa ketimpangan antara kebutuhan pekerja dengan pemberi kerja, pengembangan sektor ekonomi, tenaga kerja asing (TKA), dan kurangnya sosialisasi kewirausahaan, serta banyaknya kompetensi ilmu yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

USIA PEROKOK DI INDONESIA SEMAKIN MUDA


Wulansari
Statistisi Pelaksana di BPS kabupaten Cianjur

          
  Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia sebagai jumlah perokok terbanyak setelah China dan India. Dan yang lebih memperihatinkan jumlah perokok aktif di Indonesia terus bertambah, mencapai lebih dari sepertiga jumlah penduduk Indonesia yang sebagian diantaranya banyak dari kalangan anak-anak mulai usia 10 tahun hingga remaja berusia 18 tahun. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), satu dari lima anak dan remaja Indonesia dikategorikan sebagai perokok, membuat Indonesia menjadi negara dengan proporsi perokok muda terbesar di kawasan Asia Pasifik. 

15 Feb 2019

Doa Bepergian (2)


Rasulullah SAW apabila telah duduk mantap di atas untanya untuk mengadakan perjalanan, maka beliau bertakbir tiga kali. Setelah itu beliau membaca:

14 Feb 2019

Doa Bepergian (1)



Dari Abu Hurairah radiallahu anhu bahwa Nabi SAW jika hendak bepergian maka beliau berdoa:

13 Feb 2019

Cianjur dan Pariwisata


 Oleh Dadan Rukmantara, SE

Statistisi Pertama di BPS Kabupaten Cianjur


Sebagai salah satu penyokong pendapatan daerah yang cukup besar, upaya yang sungguh-sungguh untuk semakin lebih mengembangkan dan meningkatkan sektor pariwisata harus segera dijalankan. Penyediaan dan penambahan fasilitas pendukung serta peningkatan pelayanan pariwisata harus dioptimalkan.

HARAPAN PETANI DIAWAL PENGHUJAN


oleh: Dadan Rukmantara, SE

Statistisi Pertama di Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur.


Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) memprediksi musim kemarau masih akan terjadi sampai Oktober 2018. Oleh karena itu para petani diimbau lebih cermat memilih tanaman pangan yang akan ditanam. "Sekitar 60-80 persen wilayah kita sudah masuk musim kemarau, petani harus mulai memikirkan menaman tanaman yang butuh sedikit air, jangan memaksakan tanam padi," terang Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal. Kendati demikian, seiring dengan hujan yang sudah mulai turun beberapa hari ini di beberapa wilayah di kabupaten Cianjur diawal bulan November 2018 ini, menaruh harapan bagi para petani, terutama para petani padi di beberapa wilayah persawahan dengan sistem pengairan  tadah hujan, mereka sudah banyak yang memulai mempersiapkan lahan sawahnya, geliat musim tanam padi sawah sudah mulai nampak.

POTRET PERTANIAN KABUPATEN CIANJUR



DADAN RUKMANTARA, SE
STATISTISI PERTAMA BPS KABUPATEN CIANJUR

Secara geografis sebagian besar wilayah Cianjur merupakan wilayah pegunungan, kecuali di beberapa bagian wilayah pantai selatan, merupakan daerah dataran rendah, sehingga dengan demikian, pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan menjadi sebagian besar sumber kehidupan bagi masyarakat Cianjur.

Tantangan dan peluang pendataan zaman millennial


Rosser Ikhlas, S.Si
Statistisi Pertama BPS Kabupaten Cianjur


Zaman millennial dimana kebutuhan gadget seperti ponsel cerdas sangat melekat dengan kegiatan sehari-hari. Kegiatan bekerja, belajar, interaksi sosial, berbelanja, dan banyak hal lain yang bisa dilakukakan melalui aplikasi yang dipasang pada ponsel cerdas tersebut. Koneksi internet menjadi hal yang sangat penting untuk selalu terhubung dengan dunianya zaman millennial ini, si dunia maya. Konektivitas dan relasi  bisa terbangun dalam sebuah grup/komunitas tanpa harus bertatap muka walau lokasi berjauhan bahkan di seberang lautan sekalipun. Data yang tersimpan pun sudah tidak berupa tumpukan-tumpukan kertas lagi, tersimpan berupa data digital yang bisa kita bawa kemana-mana melalui  flashdisk, hard disk,maupun media penyimpanan online. Global Positioning System (GPS) merupakan fasilitas yang umumnya telah terpasang pada ponsel cerdas saat ini, fungsinya yaitu menampilkan lokasi akurat gadget tersebut pada tampilan peta citra satelit. Tentu akan sulit untuk tersesat apabila fasilitas GPS ini bisa digunakan dengan maksimal, bahkan dalam perkembangan dunia transportasi GPS merupakan pilar utama penunjang usaha transportasi online. Berbekal cerita pengalaman orang tua zaman sebelumnya, dua kata bagi saya hidup pada zaman millennial ini: cepat, praktis. Itulah teknologi, ia akan terus berkembang memenuhi kebutuhan yang ada pada masanya. Teknologi bukanlah sesuatu yang harus kita hindari, namun harus dikuasai. Ada pepatah yang mengatakan, orang yang berhasil menguasai teknologi akan menguasai dunia.

Pemuda Jawa Barat Siap Guncangkan Dunia


Rosser Ikhlas, S.Si
Statistisi Pertama BPS Kabupaten Cianjur


Baru-baru ini BAPENAS mengeluarkan INDEKS PEMBANGUNAN PEMUDA INDONESIA 2017 yang merupakan hasil kerjasama BAPPENAS dengan Badan Pusat Statistik dan United Nations Population Fund (UNFPA). Penyusunan IPP turut melibatkan Kementrian Pemuda dan Olahraga, dan Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Mengapa IPP menjadi begitu penting? Sebab pemuda adalah penerus bangsa dan fundamentalproses pembangunan negara secara berkelanjutan.

SULITNYA BERBISNIS DI INDONESIA

Oleh: A. Saebani
KSK/Pegawai BPS Kabupaten Cianjur.


Baru-baru ini Bank Dunia (Word Bank) merilis indeks kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EoDB) di Indonesia. Kemudahan berusaha Indonesia rangking ke-73, yang tahun sebelumnya sempat ranking ke-72. Reformasi aturan berinvestasi harus dilakukan secara radikal baik pusat maupun daerah jika ingin mencapai target rangking ke-40 dalam kemudahan berbisnis. Bagaimana bisa mendatangkan investor datang ke Indonesia jika aturan main masih di pandang berbelit-belit. Kurang bersahabatnya aturan main berinvestasi mengakibatkan Indonesia tertinggal jauh dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia juga Vietnam.

REFLEKSI HUT RI

Oleh: A. Saebani
KSK/Pegawai BPS Kabupaten Cianjur.


17 Agustus  merupakan hari sejarah bagi bangsa Indonesia. Pada tahun ini, negara tercinta genap berusia 73 tahun, di usia tersebut bukan lagi muda tetapi dapat dikatakan sudah pada fase yang matang. Sebuah pertanyaan, bagaimana janji kemerdekaan sudah selaras dengan tujuan didirikannya NKRI yaitu kemakmuran untuk semua lapisan masyarakat Indonesia. Tentunya bukan hanya tugas semata seorang Presiden Jokowi tetapi semua komponen bangsa harus bahu membahu membangun negara. Seperti kata pepatah, ‘berat sama-sama kita pikul, ringan sama-sama kita jinjing’.

PERHELATAN ASIAN GAMES TERHADAP EKONOMI

Oleh: A. Saebani
KSK & Statistisi Ahli Pertama di BPS Kabupaten Cianjur.
Asian Games resmi dibuka Presiden Jokowi pada 18 Agustus 2018 dengan menampilkan berbagai seni dan budaya dari penjuru tanah air Indonesia. Kemeriahan pembukaan multieven Asian Games menjadi modal penting karena hampir bersamaan dengan perayaan hari kemerdekaan Indonesia ke-73. Dengan modal finansial yang tidak sedikit demi kelangsungan olahraga terbesar se-Asia tersebut, menelan biaya lebih dari Rp. 5,6 triliun yang bersumber dari APBN. Tentunya selain sebagai ajang promosi parawisata Indonesia juga diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi pada triwulan III.

PENGANGGURAN “PR” PAK GUBERNUR ?


A. Saebani

KSK & Statistisi Ahli Pertama BPS Kab. Cianjur.


Fenomena orang menjadi penganggur menjadi pelik bagi pemerintah. Sejumlah program penaggulangan pengangguran seolah kesulitan meninggalkan jejak. Penganggur selalu bertebaran di mana-mana dengan berbagai latar belakang pendidikan. Maka tak heran  penganggur sebagai problema yang kompleks dari sebuah ketenagakerjaan di Jawa Barat.

MENANTI INTEGRITAS KONTESTAN PILEG & PILPRES


Oleh: A. Saebani

KSK / Statistisi Ahli Pertama di Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur.
  Pemilihan  Legislatif ( Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) akan dilaksanakan secara serentak pada 17 April 2019. Pertaruhan perkembangan demokrasi Indonesia akan menjadi parameter demokrasi baik di tingkat regional maupun  dunia internasional. Para calon wakil rakyat akan “melamar pekerjaan”  untuk lima tahun mendatang. Sudah sepatutnya rakyat melek terhadap para calon wakilnya yang akan duduk di kursi DPR/DPRD maupun DPD.
      Salah satu keberhasilan dari proses demokrasi bisa diukur dengan indeks demokrasi di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) pada 2016 hanya sebesar 70,09. Dibandingkan tahun sebelumnya justru mengalami penurunan sebesar 2,73 poin, pada 2015 IDI sebesar 72,82. Indeks ini menggambarkan perkembangan dan kemajuan demokrasi di Indonesia. Semakin mendekati angka 100 nilai IDI semakin bagus perkembangan suatu negara dalam berdemokrasi.

MEMBANGUN EKONOMI YANG INKLUSIF


Di tengah gejolak ekonomi global yang belum stabil, perang dagang antara Amerika Serikat dengan China yang membawa dampak kepada penurunan pertumbuhan ekonomi dunia. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini menjadi 3,7 persen dari prediksi awal sebesar 3,9 persen. Walaupun terjadi pelemahan ekonomi global, Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih tumbuh di atas rata-rata laju ekonomi dunia.

MEMBANGUN DESA, MEMBANGUN JAWA BARAT SEJAHTERA


Oleh: A. Saebani, KSK dan Statistisi di BPS Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Dana Desa yang telah dikucurkan pemerintah dari tahun 2015 Rp 20,7 triliun, 2016 Rp 46,98 triliun, 2017 Rp 60 triliun, 2018 Rp 60 triliun, dan tahun depan di 2019 Rp 70 triliun (Kemenkeu). Dengan program tersebut, berharap agar Dana Desa dapat berputar di perdesaan dan dimanfaatkan dalam pembangunan secara maksimal untuk kesejahteraan penduduk desa yang semakin meningkat.

KEBIJAKAN FISKAL & MONETER TERHADAP DEFISIT NERACA PERDAGANGAN


Oleh : A. SAEBANI, SSi

KSK & Statistisi Ahli Pertama di BPS Kabupaten Cianjur

                          
      
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat selain akibat faktor eksternal seperti masih berlanjutnya perang dagang Amerika Serikat dengan China. Kebijakan Bank Sentral (The Fed Reserve) Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan mengakibatkan para pemegang dolar AS banyak mengalihkan depositonya dalam negeri  ke luar negeri. Selain itu harus diperhatikan faktor fundamental makro ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/ CAD) harus pada level yang aman. Bagaimana strategi pemerintah dalam menekan difisit neraca berjalan dan mengembalikan kepercayaan terhadap rupiah?

INOVASI DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN


Oleh: A. Saebani, SSi 
KSK & Statistisi di BPS Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat
Fenomena pengangguran akan selalu ada jika penawaran tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan pasar tenaga kerja yang tersedia. BPS mencatat, pada Agustus 2018 angka pengangguran terbuka sebesar 5,34 persen atau sekitar 7 juta orang masih menganggur. Yang menjadi “PR” pemerintah justru pendidikan vokasi menengah sebagai penyumbang tertinggi menjadi penganggur. Apakah yang menjadi inti permasalahan, kesalahan kurikulum atau kurangnya pasar tenaga kerja untuk tingkat terampil. Bagaimana pun pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sangat menentukan penciptaan lapangan kerja.

INFLASI MENJELANG IDUL ADHA


A. Saebani
KSK & Statistisi Ahli Pertama di Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur.
    
   Bagi orang dari kalangan menengah ke atas, naiknya kebutuhan pokok bukan merupakan masalah, karena masih tebalnya cadangan keuangan di dompetnya. Akan tetapi untuk sebagian besar ibu-ibu dengan uang belanja tetap akan menjadi problema. Ditengah banyaknya biaya untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya yang masuk sekolah. Kebutuhan pokok pun ikutan naik, seperti naiknya harga telor, daging ayam ras serta berbagai macam sayuran  membuat kondisi semakin terjepit.

DEPRESIASI RUPIAH MENGURAS DEVISA


Oleh: A. Saebani
KSK & Statistisi Ahli Pertama di BPS Kabupaten Cianjur
Gejolak ekonomi dunia rupanya memberikan andil terhadap kecemasan pelaku ekonomi juga stabilitas perekonomian Indonesia. Perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok, rontoknya perekonomian Turki dan Argentina merupakan salah satu pemicu eksternal melemahnya nilai tukar Rupiah (terdepresiasi) terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat (USD). Semakin merosat nilai tukar rupiah banyak mempengaruhi cadangan devisa yang semakin menipis, sehingga negara butuh dolar banyak demi stabilisasi Rupiah di pasar keuangan. 

BONUS DEMOGRAFI & AGEING POPULATION MENUJU INDONESIA EMAS 2045


Oleh: A. Saebani, SSi
KSK & Statistisi Pertama di BPS Kabupaten Cianjur
    
                              Populasi penduduk Indonesia ketika menginjak usia 100 tahun nanti atau tahun 2045, diperkirakan akan menembus angka 318,9 juta jiwa. Jumlah penduduk tersebut tertuang dalam proyeksi penduduk Indonesia 2015-2045 yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Data proyeksi penduduk harus menjadi dasar perencanaan, penduduk sebagai fokus pembangunan untuk mencapai bangsa Indonesia yang berkualitas, produktif dan berprestasi. Tingginya pertumbuhan penduduk akan menjadi bencana jika tidak ada perencanaan sedini mungkin. Perubuhan struktur umur penduduk juga akan menjadi problema baik pangan, kesehatan, jaminan sosial maupun ekonomi. 

BACKLOG & RUMAH MENUJU SDGs


       Oleh: A. Saebani, S.Si
KSK & Statistisi Pertama di BPS Kabupaten Cianjur

Perumahan merupakan kebutuhan dasar di samping kebutuhan pangan dan sandang. Program satu juta rumah yang di launcing pada tahun 2015 oleh Presiden Jokowi dan menjadi salah satu proyek strategis nasional. Di saat program sedang digencarkan pemerintah, tetapi tidak sedikit masyarakat berpenghasilan rendah masih banyak yang tinggal di rumah dengan status bukan milik sendiri alias sewa ataupun kontrak. Disamping itu problema perumahan harus menjadi isu penting khususnya pemerintah Jawa Barat dalam mendukung rumah yang sehat dan layak huni.    

AYO SEJAHTERAKAN PETANI !


                                  Oleh : A. Saebani, SSi
 Apakah Indonesia sebagai negara agraris?. Menjadi pertanyaan di tengah masalah besar mengenai masih adanya impor pangan. Kebijakan UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan nasional. Ironis, petani sebagai tulang punggung untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia, hampir setengah dari jumlah rumah tangga miskin menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian.

ANTARA DEMOKRASI DAN INDEKS KORUPSI


Oleh: A. Saebani, S.Si
Sejatinya proses demokrasi di Indonesia harus menghasilkan para politisi yang bersih, amanah dan berintegritas. Harapan besar para politisi terpilih, baik yang menjadi Bupati, Gubernur, Presiden maupun anggota legislatif untuk mencurahkan segala daya dan upaya dalam membangun negeri ini terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan. Tetapi, masih banyak kasus korupsi terjadi di Indonesia baik yang ditangani oleh KPK maupun Kejaksaan serta Kepolisian. Data KPK memperlihatkan (Detiknews.19/11/2018) sudah total 104 kepala daerah menjadi tersangka, dari 37 kepala daerah tersebut tertangkap Operasi Tangkap Tangan (OTT). Di duga penyebab korupsi karena masih kurangnya integritas dari para pejabat baik di pusat maupun daerah.

AKHIR POLEMIK DATA BERAS


                                                      
                                                      Oleh: A. Saebani, SSi (**)
                          
Produksi beras nasional menjadi data strategis karena menyangkut kebutuhan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Pemerintah pada hari Senin, 22 Oktober 2018 secara resmi mengumumkan produksi beras nasional tahun 2018 sebesar 56,54 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau setara 32,42 juta ton beras. Hasil perhitungan BPS tersebut diharapkan menjadi tolak ukur kebijakan pemerintah untuk menentukan cadangan beras domestik dalam rangka ketahanan pangan nasional.

12 Feb 2019

KICAU BURUNG YANG MENJANJIKAN


Oleh: Bagus Imanudin, SP **) 
Obrolan seputar burung kerap terdengar hampir diseluruh pelosok negeri.  Seperti halnya dulu demam batu akik melanda kaum Adam. Begitupun bunga gelombang cinta (anthurium)  bagaikan ratu dikagumi dan bernilai mahal. Namun tampaknya kicau mania relatif bisa bertahan lama. Tidak seperti batu akik  meredup. Dan tidak akan bernasib seperti bunga yang  layu.

KELAYAKAN RUMAH DI JAWA BARAT


Triyono, A.md *)

Tak terelakkan bahwasanya rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia selain pangan dan sandang. Rumah merupakan hak konstitusional setiap warga Indonesia. Pada kenyataannya,  masih menjadi impian bagi  masyarakat bawah karena harga yang begitu mahal. Cukup sulit untuk bisa membeli sebuah rumah. Demikian pula dengan kelayakannya bagi yang sudah memiliki. Sudah layakkah rumah yang ditempatinya?

KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN DALAM PEMBANGUNAN


Oleh: R U S T A N D I
Statistisi Penyelia BPS Kab Cianjur

Harapan akan kehidupan yang lebih baik di tahun 2019 tidak sekadar hanya angan-angan belaka tetapi harus menjadi kenyataan, Karena itu, pemerintah terus berupaya mengatasi ketimpangan dan berupaya melakukan pemerataan ekonomi, baik antar penduduk maupun antar wilayah. Ketimpangan ekonomi antar penduduk, kesenjangan antar kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah adalah musuh bangsa ini, karena ketimpangan yang kelewat tajam rawan memicu kecemburuan social yang dapat berujung pada perpecahan, huru-hara, dan disintegrasi bangsa.

DISPARITAS POLA KONSUMSI KOTA DAN DESA

Oleh: Mursinah *)
Kita hidup tidak terlepas dari namanya konsumsi. Konsumsi untuk bertahan hidup. Bahkan terlebih lagi konsumsi untuk kenyamanan hidup. Pola konsumsi terbagi menjadi dua kelompok yaitu konsumsi makanan dan konsumsi non makanan. Dalam tatanan kehidupan, pola konsumsi terkadang  membedakan status sosial masyarakat.

11 Feb 2019

Doa Shalat Tahajjud (3)


Dari Ibnu Abbas radiallahu Anhu, bahwa Rasulullah SAW berdoa:

Bonus Demografi, Bermanfaatkah?


Oleh: Asep Arifin Mansur
Kepala BPS Kabupaten Cianjur

Setelah perhelatan pilgub pada 27 Juni 2018, terpilihlah satu sosok pemimpin baru Jawa Barat. Hiruk pikuk proses pilgub sudah berlalu. Sekarang tinggal menunggu pelantikan pada September mendatang. Rakyat Jawa Barat juga menunggu janji “ Jabar Juara”.

Doa Sholat Tahajjud (2)


Dari Ibnu Abbas radiallahu anhu bahwa Nabi SAW apabila bangun untuk shalat tahajjud maka beliau berdoa setelah takbiratul ihram,