13 Feb 2019

PERHELATAN ASIAN GAMES TERHADAP EKONOMI

Oleh: A. Saebani
KSK & Statistisi Ahli Pertama di BPS Kabupaten Cianjur.
Asian Games resmi dibuka Presiden Jokowi pada 18 Agustus 2018 dengan menampilkan berbagai seni dan budaya dari penjuru tanah air Indonesia. Kemeriahan pembukaan multieven Asian Games menjadi modal penting karena hampir bersamaan dengan perayaan hari kemerdekaan Indonesia ke-73. Dengan modal finansial yang tidak sedikit demi kelangsungan olahraga terbesar se-Asia tersebut, menelan biaya lebih dari Rp. 5,6 triliun yang bersumber dari APBN. Tentunya selain sebagai ajang promosi parawisata Indonesia juga diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi pada triwulan III.

      Merujuk pada data yang di rilis oleh BPS, pada triwulan II-2018 terhadap triwulan II-2017  (y-o-y) ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,27 persen yang merupakan kenaikan tertinggi semenjak Tahun 2014. Pertumbuhan ekonomi didukung oleh berbagai lapangan usaha, yang tertinggi oleh lapangan usaha jasa lainnya sebesar 9,22 persen; jasa perusahaan sebesar 9,89 persen dan transfortasi-pergudangan sebesar 8,59 persen.
      BPS mencatat ekonomi Indonesia triwulan II-2108 terhadap triwulan I-2018 (q-to-q) tumbuh sebesar 4,21 persen. Pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 9,93 persen. Tumbuhnya sektor pertanian dikarenakan pada triwulan II terjadi panen raya, sehingga menjadi daya dorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II juga dipengaruhi oleh tingginya konsumsi rumah tangga. Selain karena pada bulan Juni merupakan Idul Fitri yang merupakan puncak tingkat konsumsi rumah tangga terhadap kebutuhan barang dan jasa. Dari sisi pengeluaran, pada kuartal II adanya pemberian THR terhadap tenaga kerja, juga para PNS/ASN menerima THR gaji beserta tunjangan kinerja sehingga meningkatkan daya beli masyarakat.
      Akan tetapi pertumbuhan ekonomi triwulan III harus menjadi perhatian pemerintah supaya dapat menjaga ekonomi tetap stabil walaupun kondisi ekonomi global yang kurang mendukung seperti memburuknya ekonomi Turki akibat melemahnya uang mata Lira terhadap dolar Amerika Serikat. Akankah pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III bisa tumbuh di atas 5,27 persen, walaupun banyak pelaku ekonomi yang pesimistis menjadi fokus perhatian tim ekonomi Jokowi supaya pertumbuhan ekonomi terjaga di atas 5,27 persen.
      Faktor daya ungkit pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III yang realistis adalah Asian Game. Selain akan membawa devisa bagi negara juga menjadi daya Tarik turis asing masuk ke Indonesia. Selain itu kepersertaan Asian Game terdiri dari 45 negara di Asia akan membawa banyak atlet, officials dan para pendukung. Dampak terhadap parawisata menjadi tumpuan ekonomi nasional, seperti halnya akan menaikkan tingkat hunian kamar hotel; tumbuhnya penyedia makanan minuman; tumbunya IKM/UMKM dari penjualan mercendice juga barang lainnya.
     Menurut ketua Indonesia Asian Games 2018 Organism Committee (INASGOC) Erick Thohir, economy of impact-nya pun akan sangat besar. Menurutnya, penyelenggaraan Asian Games juga akan banyak membuka lapangan kerja, dengan adanya kerja sama di bidang souvenir dengan berbagai pengusaha lokal, baik lokal maupun internasional. Semisal merchandising, sudah kerjasama dengan 17 perusahaan, 15 itu dari lokal, cuman dua yang asing, Royal Selangor dan Giordano. Dengan begitu tentunya usaha IKM/UMKM tumbuh positif  karena  adanya Asian Games.
     Berdasarkan perhitungan sementara Bappenas, Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018, yang akan digelar di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus-2 September. Estimasinya, Asian Games 2018 akan memberikan dampak langsung mencapai Rp 45,2 triliun terhadap perekonomian nasional. Dampak ekonomi dari pengeluaran pengunjung luar negeri yang datang ke Indonesia selama Asian Games 2018 berlangsung, itu diperkirakan sebesar Rp 3,6 triliun. Secara hitungan komposisi, jumlah tersebut terdiri dari 88 persen cost yang berasal dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67 persen pengeluaran atlet, 3,96 persen pengeluaran awak media, 2,34 persen uang officials, dan 0,77 persen pengeluaran sukarelawan. Dampak dari akomodasi diperkirakan menjadi komponen pengeluaran terbesar yang mencapai Rp 1,3 triliun.
      Dampak lain dari Asian Games terhadap perekonomian adanya kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia. Seiring menurunnya tingkat investasi pada Triwulan II tercermin dengan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang hanya tumbuh 5,87 persen di bawah ekspektasi pemerintah sebesar 6 persen. Di tengah ekonomi yang belum stabil, perang dagang Amerika Serikat Vs Cina, jatuhnya mata uang Turki terhadap Dolar Amerika Serikat akan mempengaruhi sentiment negatif terhadap perekonomian global termasuk Indonesia. Akan tetapi dengan keberhasilan penyelenggaraan Asian Games sebagai indikator bahwa Indonesia negara yang aman untuk membawa dolar dan berinvestasi di berbagai lapangan usaha.
      Berdasarkan data BKPM, pada triwulan II-2018 terjadi penurunan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 12,5 persen dan merupakan yang pertama terjadi dalam 5 tahun terakhir. Realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan II-2018 sebesar Rp. 176,3 triliun, angka ini turun sebesar 4,9 persen dibandingkan triwilan I-2018 sebesar Rp. 185,3 triliun.
     Adanya multieven seperti Asian Games dan annual meeting IMF-World Bank dapat meningkatkan lagi kepercayaan investor baik dalam negeri maupun luar negeri bahwa Indonesia mempunyai prospek bisnis yang menguntungkan. Meningkatnya investasi, menjadikan ekonomi triwulan III-2108 semakin naiknya komponen PMTB terhadap PDB Indonesia, menjadi multiefek terhadap ekonomi yang selama ini banyak dipengaruhi dari sektor pengeluaran rumah tangga.
     Selain itu, Asian Games akan menmbawa devisa dari para peserta 45 negara sehingga nilai tukar rupiah di pasar keuangan dapat terjaga juga stabil. Seperti diketahui nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sekitar Rp. 14.578 per dolar. Stabilnya nilai mata uang rupiah khususnya terhadap dolar Amerika Serikat akan membawa dampak terhadap kepercayaan pelaku ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi bisa terjaga.
    Keberadaan Asian Games dan adanya annual meeting IMF-World Bank diharapkan akan membawa pengaruh positif terhadap perekonomian triwulan III-2018. Ekonomi Indonesia di tengah berbagai gejolak global seperti perang dagang Amerika Serikat Vs China dan merosotnya perekonomian Turki tidak membawa dampak negatif terhadap perekonomian nasional. Justru Asian Games dan adanya annual meeting IMF-World Bank sebagai indikator kepercayaan investor bahwa Indonesia sebagai negara yang aman dan menguntungkan dalam berinvestasi. *** Penulis merupakan KSK & Statistisi Ahli Pertama di BPS Kabupaten Cianjur

Sumber:
Radar Cianjur, 29 Agustus 2018
 

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar