Pengalaman tahun 2005 terulang
lagi. Konflik horizontal kembali timbul. Pemandangan antre dan berdesak-desakan
untuk mendapatkan bagian kompensasi kenaikan harga BBM untuk bulan
November-Desember Rp 400.000 kembali terjadi. Yang memprihatinkan adalah sampai
antrean itu merenggut nyawa di kecamatan Kadipaten Tasikmalaya beberapa waktu
yang lalu, seperti diberitakan harian ini melalui tulisan Sdr. Dadang Rahmat Al
faruq SPdi MH, dalam “Karut Marut PSKS, Kepala Desa jadi Kambing Hitam”.