Oleh
: A. Saebani, SSi
KSK
& Statistisi Ahli Pertama di BPS Kab. Cianjur – Jawa Barat
Selain
pemerintah membangun sektor ekonomi yang menitikberatkan pada fisik seperti
infrastruktur, pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) perlu mendapat
prioritas utama. Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan dalam
pembangunan kualitas hidup manusia adalah dengan Indek Pembangunan Manusia
(IPM). Tak terkecuali, Kabupaten Cianjur perlu bekerja keras dalam meningkatkan
kualitas penduduk dengan cara menaikkan angka IPM agar tidak kalah dengan
Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Jawa Barat.
Kenapa
meningkatkan kualitas manusia begitu penting sebagai prioritas utama
pembangunan. Mengutip isi Human Development Report (HDR) yang pertama
kali dipopulerkan pada tahun 1990, pembangunan manusia adalah suatu proses
untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia. Diantara banyak
pilihan tersebut, pilihan yang terpenting adalah untuk berumur panjang dan
sehat, untuk berilmu pengetahuan, dan untuk mempunyai akses terhadap sumber
daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak.
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
merupakan salah satu indikator untuk mengukur capaian pembangunan manusia berbasis
sejumlah komponen dasar kualitas hidup manusia atau penduduk suatu
wilayah/negara. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan
tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat;
pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki
pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi
kesehatan digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur
dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator angka harapan lama sekolah dan
rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan
indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang
dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan
yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.
MANFAAT IPM UNTUK PEMBANGUNAN
Manfaat IPM dalam pembangunan suatu
wilayah/negara yang merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan
dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM juga dapat
menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara. Bagi
Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja
Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana
Alokasi Umum (DAU) dalam pembagian anggaran di APBN.
Capaian
pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke
dalam empat kelompok. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah
menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam hal pembangunan manusia. Jika
kelompok “sangat tinggi” IPM ≥ 80; kelompok “tinggi” angkanya 70 ≤ IPM < 80;
kelompok “sedang” 60 ≤ IPM < 70; kelompok rendah jika angkanya IPM < 60.
IPM KABUPATEN CIANJUR
Merujuk data BPS, pada tahun 2017
angka IPM Kabupaten Cianjur sebesar 63,70 atau naik sebesar 0,78 poin dari
sebelumnya pada tahun 2016 sebesar 62,92. Untuk tingkat Jawa Barat, Kabupaten
Cianjur peringkat ke-27 masih dibawah dibandingkan dengan Kabupaten Tasikmalaya
(IPM sebesar 64,14), Garut (IPM sebesar 64,52), atau masih berada dibawah
rata-rata IPM Provinsi Jawa Barat sebesar 70,69. Dengan melihat kriteria di
atas, Kabupaten Cianjur berada pada kelompok IPM dengan kategori “sedang”.
Tetapi secara umum IPM Kabupaten Cianjur
mengalami kenaikkan dari ke tiga indikator dan naiknya cukup signifikan. Kenapa
IPM Kabupaten Cianjur belum melampui angka kabupaten/kota tetangga di Jawa
Barat, ini menjadi “PR” Pemda Cianjur perlu lompatan besar dalam memperbaiki
dimensi yang membangun IPM secara terarah dan berkelanjutan.
Menaikkan Dimensi IPM Cianjur
Salah satu dimensi pengukuran IPM
yaitu kesehatan, dapat diukur dari panjangnya usia harapan hidup waktu lahir di
wilayah bersangkutan. Untuk indikator kesehatan, BPS
mencatat tahun 2017 di Kabupaten Cianjur diukur berdasarkan angka umur harapan
hidup saat lahir (UHH) sebesar 69,49 naik dari sebelumnya pada 2016 sebesar
69,39. Untuk dimensi ini, Kabupaten Cianjur mempunyai angka UHH diatas
Kabupaten Tasikmalaya (68,71) tetapi dibawah Garut (70,84). Untuk meningkatkan
dimensi angka harapan hidup saat lahir, maka pertolongan ibu hamil dalam
persalinan perlu dilakukan oleh tenaga kesehatan. Penyebaran tenaga kesehatan
seperti bidan, dokter perlu dilakukan secara terarah dan merata untuk seluruh
pelosok desa.
Pada tahun 2017, angka harapan lama
sekolah (HLS) sebesar 11,89 ini berarti penduduk di Kabupaten Cianjur yang
berumur 7 tahun ke atas diharapkan rata-rata lama sekolah mencapai 11,89 tahun
atau setingkat SMA/sederajat kelas dua bahkan hampir kelas 3. Akan tetapi untuk
rata-rata lama sekolah (RLS) hanya sebesar 6,92, ini menunjukkan penduduk
Kabupaten Cianjur tahun 2017 yang berusia 25 tahun ke atas bersekolah sampai SMP kelas I (satu). Kondisi
ini masih kalah dengan Kabupaten Tasikmalaya (RLS sebesar 7,12) dan Garut (RLS
sebesar 7,28). Ini sangat memperhatinkan sebagian besar penduduk produktif
berpendidikan rendah dan bertolak belakang dengan program wajib belajar 9 tahun
Untuk dimensi hidup layak yang diukur
berdasarkan pengeluaran per kapita yang disesuaikan (PPP) di Kabupaten Cianjur
tahun 2017 sebesar 7,3 juta per kapita. Angka tersebut jauh di bawah angka
Provinsi Jawa Barat sebesar 10.285 juta. Meningkatkan daya beli dengan
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan IPM di suatu
daerah.
Dalam meningkatkan IPM Kabupaten
Cianjur perlu lompotan besar untuk bersaing dengan pesaing terdekat seperti Kabupaten
Tasikmalaya dan Garut . Supaya peringkat IPM Cianjur tidak menjadi “juara kunci” perlu peningkatan dimensi
IPM yang masih dibawah pesaing terdekat seperti rata-rata lama sekolah (RLS).
Dengan membangun sentra ekonomi per
desa mempunyai produk unggulan yang dapat menyerap tenaga kerja millennial.
Maka para lulusan menengah seperti SMA, SMK maupun perguruan tinggi dapat
bekerja di desa masing-masing. Selain akan berpengaruh pada peningkatan
pendapatan serta kesejahteraan masyarakat setempat. Juga ketika ada survei,
seperti Susenas akan terjaring anggota rumah tangga yang mempunyai tingkat
rata-rata lama sekolah (RLS) yang tinggi. Juga adanya penyebaran perusahaan
industri manufaktur ke daerah bagian selatan, karena keberadaan industri selain
dapat mengurangi pengangguran, juga akan meningkatkan dimensi IPM.
Sumber: Radar Cianjur, 11-02-2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar