Oleh: Bagus Imanudin, SP **)
Obrolan
seputar burung kerap terdengar hampir diseluruh pelosok negeri. Seperti halnya dulu demam batu akik melanda
kaum Adam. Begitupun bunga gelombang cinta (anthurium) bagaikan ratu dikagumi dan bernilai mahal.
Namun tampaknya kicau mania relatif bisa bertahan lama. Tidak seperti batu
akik meredup. Dan tidak akan bernasib
seperti bunga yang layu.
Semua
berawal dari sebuah hobi. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada
waktu senggang, bukan pekerjaan utama. Banyak orang memiliki hobi sesuai dengan
kepribadiannya. Ada hobi olah raga, seni, menulis, bercocok tanam, dan lain
sebagainya. Memang ada pula orang yang tak memiliki hobi. Dari hobi ini,
terkadang berkembang menjadi sebuah usaha yang menjanjikan.
Demikian
pula dengan hobi memelihara burung. Hobi ini digandrungi oleh sebagian besar kaum
adam, meskipun terdapat beberapa kaum Hawa yang menyukainya. Ketertarikan memelihara burung, biasanya dari
obrolan ringan di warung kopi atau disela sela kesibukan pekerjaan. Selanjutnya berminat membudidayakannya. Budidaya burung saat ini bisa
dikatakan mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Dari
kacamata ekonomi, budidaya burung mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dari
sisi pendapatan juga mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Begitupula
memelihara burung bermanfaat untuk
kesehatan dan sebagai hiburan penghilang stress.
Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kabupaten
Cianjur tahun 2017 sebesar 5,72 %. Sedangkan PDRB perkapita yaitu Rp.17.083.360,- pertahun. Dengan jumlah penduduk 2.256.589 jiwa, angka
kemiskinannya sebesar 257.410 jiwa (11,41%). LPE Cianjur masih belum optimal,
perkapita juga masih rendah serta penduduk miskin yang masih tinggi.
Dari
gambaran ini, budidaya burung bisa dijadikan salah satu
arternatif mengatasi masalah ekonomi dan sosial. Diperlukan upaya pembinaan instansi terkait untuk menggalakkan
budidaya burung. Terdapat beberapa jenis
burung kicau bernilai jual tinggi dan populer saat ini diantaranya yakni;
Lovebird, burung ini sangatlah unik,
memiliki ikatan kuat dengan pemiliknya. Inilah kenapa burung tersebut
dinamai lovebird atau burung cinta.
Burung mungil yang satu ini menjadi idola
para pecinta burung. Bentuknya kecil
dengan bulu indah dan suaranya yang menggema. Burung lovebird dengan kualitas standar dibandrol dengan harga antara Rp 100-500 ribuan. Harga tersebut tergantung jenisnya, yang
cukup bernilai jual tinggi diantaranya lovebird
lutino, batman, blorok dan lainnya.
Kenari, nama ilmiahnya adalah Serinus Canaria, berasal dari kepulauan Canary. Harga burung ini di kisaran Rp
200-400 ribu. Untuk jenis Yorkshire
F2 dan F1 bisa mencapai jutaan rupiah. Peminatnya semakin meningkat. Oleh sebab
itu harga burung ini terbilang stabil. Burung
kenari (Serinus Canaria) pertama kali ditemukan Oleh Pelaut Perancis Jean de Berthan
Cout di Kepulauan Canary pada abad ke-15.
Pleci, ada yang menyebutnya percit atau burung kacamata. Burung yang satu ini sudah terkenal sejak lama dan harganya mulai
meningkat tajam. Hal ini seiring banyaknya peminat. Pleci sendiri mempunyai banyak jenis.
Harganya pun beragam mulai dari harga puluhan ribu hingga ratusan ribu.
Murai, dikenal pula dengan nama Shamas. Burung ini jenisnya banyak, seperti murai
batu, murai janggut dan lainnya. Warnanya kurang begitu menarik, namun suaranya
sangat indah. Oleh sebab itu, burung ini
menjadi salah satu idola para kicau mania. Di pasaran, harga Murai bisa
mencapai jutaan rupiah untuk burung yang sudah “jadi”.
Jalak, merupakan salah satu jenis burung yang banyak
dikenal. Beberapa jenis jalak sudah
masuk dalam kategori hewan yang dilindungi. Namun beberapa jenis lainnya masih
diperbolehkan untuk dijual belikan. Harga burung yang satu ini lumayan mahal, bisa
mencapai jutaan rupiah. Jalak menjadi salah satu komoditi burung paling dicari
oleh kolektor.
Kacer, adalah burung
pengicau kecil yang sebelumnya dikelompokkan sebagai anggota keluarga Turdidae
(murai), tetapi kini dianggap sebagai anggota Muscicapidae. Burung ini berwarna
hitam dan putih dengan ekor yang panjang. Burung kacer merupakan burung
petarung yang memiliki karakter suara dan gaya main yang luar biasa. Adapun nama lainnya adalah Magpie Robin. Kicauan burung ini nyaring
dan sering memenangkan kontes lomba burung. Harganya cukup stabil di kisaran
300-700 ribuan.
Kolibri, burung ini kecil-kecil cabe rawit, memiliki bulu indah dan aktif bergerak. Suaranya
juga bagus, apalagi yang sudah gacor.
Jangan kaget jika harganya mencapai
jutaan rupiah. Burung yang satu ini banyak dibudidayakan para peternak. Seekor kolibri mempunyai
sekitar seribu bulu yang bergemerlapan dan dapat memantulkan serta memencarkan
sinar warna – warni. Warnanya berubah
ketika burung bergerak seperti minyak pada air. Jenis burung ini memiliki
kelucuan dan keunikan tersendiri yaitu memiliki gaya teler dan berkicau tanpa
henti dengan kicauan yang bervariasi.
Burung Anis
Merah, disebut juga punglor merah atau
punglor cacing. Namun sering juga
disebut anis bata atau punglor bata (Zoothera citrina). Burung ini sangat populer di antara para penghobi
kicauan. Dengan gaya telernya, anis merah mampu memberi pesona dan daya pikat
tinggi. Harganya juga lumayan mahal.
Burung Ciblek,
adalah salah satu burung
berkicau yang cukup banyak penggemarnya. Burung ini mempunyai nama
ilmiah Prinia Familiaris Horsfield. Suara
burung ciblek bagaikan suara tembakan senapan AK49 atau sering disebut “ngebrem”.
Burung Ciblek yang banyak dicari oleh kicau mania dan memiliki harga jual yang
tinggi adalah burung ciblek dada putih atau ciblek kristal.
Gambaran
diatas merupakan sebagian jenis burung yang populer dan banyak diminati kicaumania
saat ini. Masih banyak jenis burung lainnya yang juga memiliki nilai jual
tinggi. Semakin banyaknya penggemar burung dan jenis burung, semakin lebar pula
peluang usaha di budidaya burung. Oleh
sebab itu tidak berlebihan jika dikatakan “kicau burung yang menjanjikan”.
****) semoga
**) Penulis adalah Statistisi Ahli Pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cianjur
Sumber: RADAR CIANJUR, 10
SEPTEMBER 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar