12 Feb 2019

KICAU BURUNG YANG MENJANJIKAN


Oleh: Bagus Imanudin, SP **) 
Obrolan seputar burung kerap terdengar hampir diseluruh pelosok negeri.  Seperti halnya dulu demam batu akik melanda kaum Adam. Begitupun bunga gelombang cinta (anthurium)  bagaikan ratu dikagumi dan bernilai mahal. Namun tampaknya kicau mania relatif bisa bertahan lama. Tidak seperti batu akik  meredup. Dan tidak akan bernasib seperti bunga yang  layu.
Semua berawal dari sebuah hobi. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, hobi  adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. Banyak orang memiliki hobi sesuai dengan kepribadiannya. Ada hobi olah raga, seni, menulis, bercocok tanam, dan lain sebagainya. Memang ada pula orang yang tak memiliki hobi. Dari hobi ini, terkadang berkembang menjadi sebuah usaha yang menjanjikan.
Demikian pula dengan hobi memelihara burung. Hobi ini digandrungi oleh sebagian besar kaum adam, meskipun terdapat beberapa kaum Hawa yang menyukainya.  Ketertarikan memelihara burung, biasanya dari obrolan ringan di warung kopi atau disela sela kesibukan pekerjaan.  Selanjutnya berminat  membudidayakannya. Budidaya burung saat ini bisa dikatakan mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Dari kacamata ekonomi, budidaya burung mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dari sisi pendapatan juga mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Begitupula memelihara burung bermanfaat untuk  kesehatan dan sebagai hiburan penghilang stress.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kabupaten Cianjur tahun 2017 sebesar 5,72 %. Sedangkan PDRB perkapita  yaitu Rp.17.083.360,- pertahun.  Dengan jumlah penduduk 2.256.589 jiwa, angka kemiskinannya sebesar 257.410 jiwa (11,41%). LPE Cianjur masih belum optimal, perkapita juga masih rendah serta penduduk miskin yang masih tinggi.
Dari gambaran ini, budidaya burung bisa dijadikan  salah satu  arternatif mengatasi masalah ekonomi dan sosial. Diperlukan upaya  pembinaan instansi terkait untuk menggalakkan budidaya burung.  Terdapat beberapa jenis burung kicau bernilai jual tinggi dan populer saat ini diantaranya yakni;
Lovebird, burung ini sangatlah unik,  memiliki ikatan kuat dengan pemiliknya. Inilah kenapa burung tersebut dinamai lovebird atau burung cinta. Burung mungil  yang satu ini menjadi idola para pecinta burung.  Bentuknya kecil dengan bulu indah dan suaranya yang menggema. Burung lovebird dengan kualitas standar  dibandrol dengan harga antara  Rp 100-500 ribuan.  Harga tersebut tergantung jenisnya, yang cukup bernilai jual tinggi diantaranya lovebird lutino, batman, blorok dan lainnya.
Kenari, nama ilmiahnya adalah Serinus Canaria, berasal dari kepulauan Canary. Harga burung ini di kisaran Rp 200-400 ribu. Untuk jenis Yorkshire F2 dan F1 bisa mencapai jutaan rupiah. Peminatnya semakin meningkat. Oleh sebab itu harga burung ini  terbilang stabil. Burung kenari (Serinus Canaria) pertama kali  ditemukan Oleh Pelaut Perancis Jean de Berthan Cout di Kepulauan Canary pada abad ke-15.  
Pleci, ada yang menyebutnya percit atau burung kacamata. Burung yang satu ini  sudah terkenal sejak lama dan harganya mulai meningkat tajam. Hal ini seiring banyaknya  peminat. Pleci sendiri mempunyai banyak jenis. Harganya pun beragam mulai dari harga puluhan ribu hingga ratusan ribu.
Murai, dikenal pula dengan nama Shamas.  Burung ini jenisnya banyak, seperti murai batu, murai janggut dan lainnya. Warnanya kurang begitu menarik, namun suaranya sangat  indah. Oleh sebab itu, burung ini menjadi salah satu idola para kicau mania. Di pasaran, harga Murai bisa mencapai jutaan rupiah untuk burung yang sudah “jadi”.   
Jalak,  merupakan salah satu jenis burung yang banyak dikenal. Beberapa jenis jalak  sudah masuk dalam kategori hewan yang dilindungi. Namun beberapa jenis lainnya masih diperbolehkan untuk dijual belikan.  Harga burung yang satu ini lumayan mahal, bisa mencapai jutaan rupiah. Jalak menjadi salah satu komoditi burung paling dicari oleh kolektor.
Kacer, adalah burung pengicau kecil yang sebelumnya dikelompokkan sebagai anggota keluarga Turdidae (murai), tetapi kini dianggap sebagai anggota Muscicapidae. Burung ini berwarna hitam dan putih dengan ekor yang panjang. Burung kacer merupakan burung petarung yang memiliki karakter suara dan gaya main yang luar biasa. Adapun nama lainnya adalah Magpie Robin. Kicauan burung ini nyaring dan sering memenangkan kontes lomba burung. Harganya cukup stabil di kisaran 300-700 ribuan.
Kolibri, burung ini kecil-kecil cabe rawit, memiliki bulu indah dan aktif bergerak. Suaranya juga bagus,  apalagi yang sudah gacor. Jangan kaget jika harganya  mencapai jutaan rupiah. Burung yang satu ini banyak dibudidayakan  para peternak. Seekor kolibri mempunyai sekitar seribu bulu yang bergemerlapan dan dapat memantulkan serta memencarkan sinar warna – warni. Warnanya   berubah ketika burung bergerak seperti minyak pada air. Jenis burung ini memiliki kelucuan dan keunikan tersendiri yaitu memiliki gaya teler dan berkicau tanpa henti dengan kicauan yang bervariasi.
Burung Anis Merah, disebut juga punglor merah atau punglor cacing. Namun  sering juga disebut anis bata atau punglor bata (Zoothera citrina). Burung ini  sangat populer di antara para penghobi kicauan. Dengan gaya telernya, anis merah mampu memberi pesona dan daya pikat tinggi. Harganya juga lumayan mahal.
Burung Ciblek,  adalah salah satu  burung berkicau yang cukup banyak penggemarnya. Burung ini    mempunyai nama ilmiah Prinia Familiaris Horsfield. Suara burung ciblek bagaikan suara tembakan senapan AK49 atau sering disebut “ngebrem”. Burung Ciblek yang banyak dicari oleh kicau mania dan memiliki harga jual yang tinggi adalah burung ciblek dada putih atau ciblek kristal.
Gambaran diatas merupakan sebagian  jenis burung yang populer dan banyak diminati kicaumania saat ini. Masih banyak jenis burung lainnya yang juga memiliki nilai jual tinggi. Semakin banyaknya penggemar burung dan jenis burung, semakin lebar pula  peluang usaha di budidaya burung. Oleh sebab itu tidak berlebihan jika dikatakan “kicau burung yang menjanjikan”. ****) semoga 

**)   Penulis adalah Statistisi Ahli Pada Badan Pusat Statistik (BPS)  Kabupaten Cianjur
Sumber: RADAR CIANJUR, 10 SEPTEMBER 2018

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar