إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Dalam surat Al-Baqoroh ayat 155 Allah SWT berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم
بِشَىْءٍۢ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ
وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar” (Q.S. al-Baqarah:155).
Ayat ini berbicara
tentang adanya cobaan yang akan dialami oleh kaum muslimin. Diuji dengan cobaan
berbagai bencana, seperti saat ini
menghadapi cobaan bencana banjir, cobaan gempa, cobaan longsor, dan
cobaan-cobaan lainnya. Ketika sedang diuji oleh Allah SWT, seringkali kita
merasa ujian yang diterima itu sangat
berat. Seolah-olah tidak ada yang lebih berat cobaannya selain yang terjadi
pada diri kita. Untuk menghadapi hal ini, ketahuilah bahwa kepada orang mukmin
Allah menggunakan kata ‘bisyai’in”
yang berarti sedikit. Ini merupakan kasih sayang Allah, menenangkan perasaan
kita , walaupun kita merasakan ketakutan, merasakan kelaparan, dan lain-lain,
Allah menggunakan kata bisyai’in
yaitu sedikit, yang berarti tidak seberapa.
Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Ayat ini berbicara tentang jihad. Ini artinya Allah
sedang berbicara dengan kaum mukminin, karena yang melakukan jihad adalah orang
yang beriman. Lafadz yang dipakai Allah adalah ‘bisyai’in minal khouf” yang artinya “dengan sedikit ketakutan...” . Jadi, pada
dasarnya kita orang mukmin diuji dalam jalan keimanan. Sebenarnya ketakutan dan
kelaparan yang dirasakan oleh seorang muslim tidak berbeda dengan ketakutan dan
kelaparan yang dialami oleh orang kafir. Tetapi mengapa Allah menggunakan lafadz bisyai’in? Ini
dimaksudkan bahwa bagaimanapun besarnya ujian Allah yang diberikan kepada kaum
muslimin, itu sangat kecil jika dibandingkan dengan adzab Allah kepada orang-orang
kafir. Kita dapat memperhatikan firman
Allah dalam al-quran surat an-Nahl ayat 112:
وَضَرَبَ
ٱللَّهُ مَثَلًۭا قَرْيَةًۭ كَانَتْ ءَامِنَةًۭ مُّطْمَئِنَّةًۭ يَأْتِيهَا رِزْقُهَا
رَغَدًۭا مِّن كُلِّ مَكَانٍۢ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ
لِبَاسَ ٱلْجُوعِ وَٱلْخَوْفِ بِمَا كَانُوا۟ يَصْنَعُونَ
“Dan Allah telah membuat
suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram,
rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)
nya mengingkari nikmat-nikmat Allah;
karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian
kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. “(Q.S. an-Nahl:112)
Ayat ini menceritakan berkaitan
dengan orang kafir. Allah tidak mengatakan “bisyai’in
minal khouf... (sedikit
ketakutan...)” tetapi “libaasa al-juu’i
wal khoufi ...(pakaian
kelaparan dan ketakutan)”. Kepada kaum muslimin mengatakan sedikit... sedang kepada kaum kafir dengan
perkataan ... pakain dalam
mengalami berbagai cobaan, bencana, dan ujian.
Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Ujian Allah yang lain adalah kekurangan jiwa (kematian). Kematian yang diakibatkan
sedang berjuang di jalan Allah adalah syahid. Dan kematian syahid di jalan
Allah ini merupakan ujian bagi setiap orang yang beriman. Bapaknya meninggal,
suaminya meninggal, dan mungkin anaknya juga meninggal dalam jihad fi sabilillah. Namun demikian, kata Allah
para syuhada ini tetap hidup di sisi
Allah, walaupun manusia menganggapnya meninggal.
Ayat ini menyatakan bahwa Allah akan menguji orang
beriman dengan beberapa hal. Bukankah sebenarnya Allah mampu memberi pahala
kepada orang yang beriman tanpa harus mengujinya? Tentu saja mampu. Tetapi kenapa
harus ada ujian berupa ketakutan, kelaparan, dan sebagainya?
Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Ini berkaitan
dengan akidah (keyakinan). Dan akidah Islam ini adalah
sesuatu yang sangat mahal harganya. Dan akidah Islam ini merupakan dagangan
Allah SWT. Rasulullah SAW mengatakan yang artinya: “ketahuilah bahwa dagangan Allah itu mahal, ketahuilah bahwa dagangan
Allah itu adalah surga”. Sudah barang tentu dagangan Allah yang
mahal itu harus dibeli dengan suatu pengorbanan yang setimpal dengan harga
akidah Islam itu. Allah tidak mau akidah yang sangat mahal itu dibeli oleh
orang yang kualitasnya murahan, dengan tenaga yang murahan. Akidah yang mahal
ini hanya bisa diperoleh dan diperjuangkan oleh orang-orang yang mempunyai
nilai yang mahal juga.
Orang-orang yang menyadari akan akidah yang mahal ini
ketika pergi berjuang untuk membela akidahnya, siap mengorbankan harta benda
dan jiwanya, serta siap untuk merasa lapar dan takut. Seorang mukmin yang mampu
untuk mengorbankan segalanya dalam membela Islam menunjukkan bahwa akidahnya
sudah benar.
Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Demikianlah berharganya akidah islamiyah ini. Oleh karena
itu marilah kita membekali diri dengan melihat dan mencontoh orang-orang yang
terpilih, orang-orang yang perlu kita teladani. Para Nabi dan Rasul yang
membawa akidah murni ini adalah manusia-manusia pilihan. Salah satunya Nabi
Ibrahim a.s. seperti difirmankan Allah SWT dalam surat an-Nahl ayat 120-121:
إِنَّ
إِبْرَٰهِيمَ كَانَ أُمَّةًۭ قَانِتًۭا لِّلَّهِ حَنِيفًۭا وَلَمْ يَكُ مِنَ
ٱلْمُشْرِكِينَ
شَاكِرًۭا
لِّأَنْعُمِهِ ۚ ٱجْتَبَىٰهُ وَهَدَىٰهُ إِلَىٰ صِرَٰطٍۢ مُّسْتَقِيمٍۢ
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat
dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah
dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri
nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang
lurus.” (QS an-Nahl: 120-121).
Ayat ini memberi
pelajaran kepada kita untuk berbuat:
a.
Patuh kepada Allah SWT.
b.
Berbuat hanif, yaitu menyerahkan urusannya kepada Allah (berserah diri) dan tidak
mengalihkannya pada yang lain. Tidak mempersekutukan Allah.
c.
Pandai bersyukur atas
nikmat-nikmat yang diberikan Allah, yang tidak mungkin kita dapat
menghitungnya.
Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Marilah kita mengambil pelajaran bagaimana mensikapi berbagai musibah
ini.
1.
Kita harus yakin bahwa kita pasti diuji oleh Allah SWT
dalam berbagai hal, dengan tujuan untuk melihat bahwa kita termasuk orang-orang
yang lulus atau belum dari ujian Allah.
2.
Kalau seorang manusia biasa saja pasti akan diuji oleh
Allah, apalagi sebagai orang mukmin.
Pada dasarnya harus ada ujian untuk mengetahui kebenaran keimanan seorang
muslim. Kadang-kadang ada orang yang merasa bahwa keimanannya sudah benar
lantaran hidupnya mulus-mulus saja tanpa pernah mengalami ujian-ujian. Untuk
keadaani ini seharusnya kita justru bertanya tentang kebenaran iman kita:
أَحَسِبَ
ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ.
وَلَقَدْ
فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟
وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ.
“Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (Q.S.
al-Ankabut: 2-3).
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ. وَلِسَاءِرِا لْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ
إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُالرَّحِيْمَ
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ
تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن
يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ
عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ
وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا
اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar