11 Feb 2014

Menyikapi Musibah


إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا


Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Dalam surat Al-Baqoroh ayat 155 Allah SWT berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍۢ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (Q.S. al-Baqarah:155).

Ayat ini berbicara tentang adanya cobaan yang akan dialami oleh kaum muslimin. Diuji dengan cobaan berbagai  bencana, seperti saat ini menghadapi cobaan bencana banjir, cobaan gempa, cobaan longsor, dan cobaan-cobaan lainnya. Ketika sedang diuji oleh Allah SWT, seringkali kita merasa  ujian yang diterima itu sangat berat. Seolah-olah tidak ada yang lebih berat cobaannya selain yang terjadi pada diri kita. Untuk menghadapi hal ini, ketahuilah bahwa kepada orang mukmin Allah menggunakan kata ‘bisyai’in” yang berarti sedikit. Ini merupakan kasih sayang Allah, menenangkan perasaan kita , walaupun kita merasakan ketakutan, merasakan kelaparan, dan lain-lain, Allah menggunakan kata bisyai’in yaitu sedikit, yang berarti tidak seberapa.

Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Ayat ini berbicara tentang jihad. Ini artinya Allah sedang berbicara dengan kaum mukminin, karena yang melakukan jihad adalah orang yang beriman. Lafadz yang dipakai Allah adalah ‘bisyai’in minal khouf” yang artinya “dengan sedikit ketakutan...” . Jadi, pada dasarnya kita orang mukmin diuji dalam jalan keimanan. Sebenarnya ketakutan dan kelaparan yang dirasakan oleh seorang muslim tidak berbeda dengan ketakutan dan kelaparan yang dialami oleh orang kafir. Tetapi mengapa  Allah menggunakan lafadz bisyai’in? Ini dimaksudkan bahwa bagaimanapun besarnya ujian Allah yang diberikan kepada kaum muslimin, itu sangat kecil jika dibandingkan dengan adzab Allah kepada orang-orang  kafir. Kita dapat memperhatikan firman Allah dalam al-quran surat an-Nahl ayat 112:

وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا قَرْيَةًۭ كَانَتْ ءَامِنَةًۭ مُّطْمَئِنَّةًۭ يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًۭا مِّن كُلِّ مَكَانٍۢ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلْجُوعِ وَٱلْخَوْفِ بِمَا كَانُوا۟ يَصْنَعُونَ

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari  nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. “(Q.S. an-Nahl:112)

Ayat ini menceritakan berkaitan dengan orang kafir. Allah tidak mengatakan “bisyai’in minal khouf... (sedikit ketakutan...)” tetapi “libaasa al-juu’i  wal khoufi ...(pakaian kelaparan dan ketakutan)”. Kepada kaum muslimin mengatakan sedikit... sedang kepada kaum kafir dengan perkataan ... pakain dalam mengalami berbagai cobaan, bencana, dan ujian.

Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Ujian Allah yang lain adalah kekurangan jiwa (kematian). Kematian yang diakibatkan sedang berjuang di jalan Allah adalah syahid. Dan kematian syahid di jalan Allah ini merupakan ujian bagi setiap orang yang beriman. Bapaknya meninggal, suaminya meninggal, dan mungkin anaknya juga meninggal dalam jihad fi sabilillah. Namun demikian, kata Allah para syuhada ini tetap hidup di sisi Allah, walaupun manusia menganggapnya meninggal.
Ayat ini menyatakan bahwa Allah akan menguji orang beriman dengan beberapa hal. Bukankah sebenarnya Allah mampu memberi pahala kepada orang yang beriman tanpa harus mengujinya? Tentu saja mampu. Tetapi kenapa harus ada ujian berupa ketakutan, kelaparan, dan sebagainya?

Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
 Ini berkaitan dengan akidah (keyakinan). Dan akidah Islam ini adalah sesuatu yang sangat mahal harganya. Dan akidah Islam ini merupakan dagangan Allah SWT. Rasulullah SAW mengatakan yang artinya: “ketahuilah bahwa dagangan Allah itu mahal, ketahuilah bahwa dagangan Allah itu adalah surga”. Sudah barang tentu dagangan Allah yang mahal itu harus dibeli dengan suatu pengorbanan yang setimpal dengan harga akidah Islam itu. Allah tidak mau akidah yang sangat mahal itu dibeli oleh orang yang kualitasnya murahan, dengan tenaga yang murahan. Akidah yang mahal ini hanya bisa diperoleh dan diperjuangkan oleh orang-orang yang mempunyai nilai yang mahal juga.
Orang-orang yang menyadari akan akidah yang mahal ini ketika pergi berjuang untuk membela akidahnya, siap mengorbankan harta benda dan jiwanya, serta siap untuk merasa lapar dan takut. Seorang mukmin yang mampu untuk mengorbankan segalanya dalam membela Islam menunjukkan bahwa akidahnya sudah benar.

Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
 Demikianlah  berharganya akidah islamiyah ini. Oleh karena itu marilah kita membekali diri dengan melihat dan mencontoh orang-orang yang terpilih, orang-orang yang perlu kita teladani. Para Nabi dan Rasul yang membawa akidah murni ini adalah manusia-manusia pilihan. Salah satunya Nabi Ibrahim a.s. seperti difirmankan Allah SWT dalam surat an-Nahl ayat 120-121:

إِنَّ إِبْرَٰهِيمَ كَانَ أُمَّةًۭ قَانِتًۭا لِّلَّهِ حَنِيفًۭا وَلَمْ يَكُ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
شَاكِرًۭا لِّأَنْعُمِهِ ۚ ٱجْتَبَىٰهُ وَهَدَىٰهُ إِلَىٰ صِرَٰطٍۢ مُّسْتَقِيمٍۢ

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.” (QS an-Nahl: 120-121).

Ayat ini memberi pelajaran kepada kita untuk berbuat:
a.      Patuh kepada Allah SWT.
b.      Berbuat hanif, yaitu menyerahkan urusannya kepada Allah (berserah diri) dan tidak mengalihkannya pada yang lain. Tidak mempersekutukan Allah.
c.       Pandai bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan Allah, yang tidak mungkin kita dapat menghitungnya.

Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Marilah kita mengambil  pelajaran bagaimana mensikapi berbagai musibah ini.
1.      Kita harus yakin bahwa kita pasti diuji oleh Allah SWT dalam berbagai hal, dengan tujuan untuk melihat bahwa kita termasuk orang-orang yang lulus atau belum dari ujian Allah.
2.      Kalau seorang manusia biasa saja pasti akan diuji oleh Allah, apalagi sebagai orang mukmin. Pada dasarnya harus ada ujian untuk mengetahui kebenaran keimanan seorang muslim. Kadang-kadang ada orang yang merasa bahwa keimanannya sudah benar lantaran hidupnya mulus-mulus saja tanpa pernah mengalami ujian-ujian. Untuk keadaani ini seharusnya kita justru bertanya tentang kebenaran iman kita:

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ.
وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ.

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (Q.S. al-Ankabut: 2-3).
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.  وَلِسَاءِرِا لْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُالرَّحِيْمَ

  
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.




Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar