16 Feb 2011

Inflasi Tak Terkendali, DPR Turun Tangan Panggil BPS dan Bulog

Jakarta - Komisi XI DPR turun tangan untuk mencoba ikut menangani tingginya laju inflasi yang terjadi di Indonesia. Untuk itu Badan Pusat Statistik (BPS) dan Perum Bulog dipanggil untuk dimintai keterangan.

Anggota Komisi XI Kemal Stamboel mengatakan, Komisi XI lewat Panja Inflasi dan Suku Bunga meminta penjelasan detil terkait mekanisme penghitungan inflasi, termasuk detil komponen dan pembobotannya.

"Ini sebagai komitmen kami untuk mendalami masalah inflasi, berbagai faktor penyebab, dan juga problem dan kendala yang timbul di lapangan. Kami menyadari betul, bahwa inflasi yang tinggi berdampak buruk bagi daya beli masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah," jelas Kemal dalam keterangannya, Kamis (17/2/2011).


Kemal yang juga Wakil Ketua Panja tersebut juga ingin mengorek masalah pengaturan ketersediaan stok beras yang dihadapi oleh Bulog. Karena kontribusi beras terhadap inflasi sangat tinggi.



Seperti diketahui sepanjang 2010 lalu laju inflasi mencapai 6,96%, di atas target yang ditetapkan 5% plus minus 1%.

"Secara nasional, sepanjang tahun 2010 harga beras naik 30,9%. Selain itu inflasi Desember dan Januari yang cukup tinggi menurut BPS, juga merupakan kontribusi kenaikan harga beras yang tinggi," ujar Kemal.

Panja ini menyatakan ingin objektif melihat masalah yang dihadapi Bulog. 

"Mengapa penyerapan beras dari petani tahun lalu tidak efektif. Bagaimana eksisting impor beras yang ada. Dan juga rencana penyerapan beras petani yang direncanakan. Selain itu juga perbaikan internal proses dan kebijakan yang telah dilakukan. Kita mengambil perhatian agar ada perbaikan yang signifikan dalam penanganan inflasi ke depan," tukas Kemal.

Pemanggilan BPS dan Bulog ini akan dilakukan hari ini pukul 14.00 WIB.
(dnl/qom)



sumber: 
http://www.detikfinance.com

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar