16 Feb 2011

BPS Peringatkan Ekspektasi Inflasi

TEMPO Interaktif, Jakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) memperingatkan bahaya ekspektasi inflasi. Pemerintah harus tegas dalam menjalankan kebijakan. "Harus ada kepastian," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan kepada wartawan di Gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/1).


Harga pangan dalam negeri terus mengalami kenaikan, berbarengan dengan harga pangan global. Kenaikan ini memberikan tekanan kuat terhadap inflasi tahun ini. Karenanya, dia menilai, sulit bagi pemerintah mencapai target inflasi 5,3 persen.



Tekanan bertambah dengan munculnya beberapa kebijakan baru yang bisa menimbulkan espektasi inflasi. Dia menyebutkan, beleid pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, kenaikan gaji pegawai negeri dan pejabat, dan pencabutan capping membuka kesempatan bagi pedagang untuk menaikkan harga. "Akibatnya harga di lapangan sudah naik sebelum kebijakan itu terlaksana," ujarnya.


Ekspektasi inflasi terjadi ketika pemerintah mengumumkan kebijakan baru. Kenaikan harga akan menyusul setelahnya, tanpa peduli kebijakan tersebut jadi dilaksanakan atau tidak.


Ia juga menakutkan tingkat inflasi yang tinggi tanpa diimbangi kenaikan pendapatan akan menimbulkan penurunan daya beli masyarakat. Angka kemiskinan juga dicurigai bisa meningkat setelah pendapatan tergerus oleh inflasi.

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar