Jika Anda kehilangan semangat dalam
hidup, berhentilah sejenak untuk membaca kisah ini. Jika Anda kehilangan
gairah untuk senantiasa berdakwah di jalan Allah Ta’ala, mari menepi
dalam keheningan untuk menikmati cerita ini. Ini adalah kisah nyata
tentang sahabat yang berucap, “Sesungguhnya aku telah mencium bau
surga.”
Dikisahkan oleh Imam al-Bukhari yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik yang diridhai Allah Ta’ala, ia
menuturkan pamannya yang bernama Anas bin Nadhr. Beliau, Anas bin Nadhr,
merupakan sahabat yang tidak mengikuti Perang Badar. Maka dalam
kesempatan kedua di bukit Uhud, dia berkata lantang, “Seandainya Allah
Ta’ala menyertakanku bersama Rasulullah, niscaya Allah Ta’ala akan akan
melihat kesungguhan terhadap apa yang aku lakukan (dalam jihad).”
Maka ia menerjang musuh di Uhud dengan
kemampaun terbaik yang dimilikinya. Maju tanpa mundur, menerjang tanpa
takut, dengan senantiasa memuji Allah Ta’ala dalam dzikir-dzikirnya di
medan jihad.
Hingga ketika terjadi sekelompok kaum
muslimin yang menyelisihi perintah Nabi-dan terdapat pelajaran yang
banyak di dalamnya-, Anas bin Nadhr memanjatkan pinta, “Ya Allah, aku
memohon maaf atas apa yang dilakukan oleh mereka (sebagian kaum muslimin
penyelisih perintah Nabi dalam Perang Uhud). Dan aku berlepas diri atas
apa yang dilakukan oleh orang kafir.”
Ketika bertemu dengan Sa’ad bin Mu’adz,
Anas bin Nadhr pun mengucapkan kalimat agung ini. Inilah kalimat yang
membuatnya menerjang musuh tanpa takut hingga ia terbunuh sebagai
seorang pejuang Islam. “Hai Sa’ad,” serunya bersemangat, “sesungguhnya
aku telah mencium bau surga di balik Uhud.”
Tutur Imam Ibnu Katsir mengutip kisah ini
dalam Tafsirnya, “Lalu ia terus maju hingga terbunuh. Tidak ada yang
mengenali jasadnya kecuali saudara perempuannya. Ia mengenalinya melalui
tahi lalat atau ujung jarinya.”
Terkait jumlah musuh yang berhasil
dibunuhnya, kiranya bisa ditebak dari jumlah tusukan, sabetan, goresan
pedang yang mendarat di tubuh gagahnya. Kata Ibnu Katsir mengakhiri
riwayat ini, “Pada tubuhnya terdapat delapan puluh tikaman, bekas
pukulan, dan tusukan anak panah.”
Demikianlah kejujuran niat. Allah akan
berikan balasan terbaik sebagaimana yang diniatkan. Dia tidak akan
menzhalimi siapa yang sungguh-sungguh memperjuangkan agama-Nya. Maka
bagi Anas bin Nadhr dan semua sahabat yang syahid di medan Uhud, semoga
Allah Ta’ala memberikan tempat terbaik bagi mereka, dan kita bisa
meneladani sikap gagah beraninya dalam memperjuangkan kalimat Allah
Ta’ala di muka bumi ini.
Hayya ‘alal jihad. [Pirman]
http://kisahikmah.com/sesungguhnya-aku-telah-mencium-bau-surga/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar