Di
antaranya adalah sebagai berikut:
Hadits pertama
Dari Aisyah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
"
أتاني جبريل عليه السلام فقال هذه ليلة النصف من شعبان , ولله فيها عتقاء من نار
بعدد شعور غنم بني كلب لا ينظر الله فيها إلى مشرك ولا إلى مشاحن ولا إلى قاطع رحم
ولا إلى مسبل ولا إلى عاق لوالديه ولا إلى مدمن خمر " . ضعيف جداً -
Nabi SAW bersabda: "Malaikat Jibril
mendatangiku dan berkata: Ini adalah malam nishfu (pertengahan) Sya'ban, pada
malam ini Allah membebaskan dari neraka (manusia) sejumlah bulu kambing suku
Kalb. Pada malam ini pula Allah tidak mau melihat kepada orang msyrik, orang
yang bermusuhan (dengan sesama muslim), orang yang memutuskan tali kekerabatan,
orang yang memanjangkan kainnya melebihi mata kaki, orang yang durhaka kepada
kedua orang tuanya, dan pecandu minuman keras." Hadits ini lemah
sekali.
Dalam riwayat lain dengan lafal sbb:
عن عائشة : "إذا
كان ليلة النصف من شعبان يغفر الله من الذنوب أكثر من عدد شعر غنم كلب"
Hadits dari Aisyah dengan lafal: Jika malam nishfu
(pertengahan) Sya'ban maka Allah mengampuni dosa-dosa lebih banyak dari jumlah
bulu kambing suku Kalb (sebuah suku Arab ‘Aribah di negeri Syam)."
Syaikh Al-Albani menyatakan sanadnya lemah dalam Dha'if Jami' Shaghir no. 654.
Dalam riwayat yang lain dengan lafal:
إن الله تعالى ينـزل ليلة النصف من شعبان إلى سماء الدنيا فيغفر
لأكثر من عدد شعر غنم كلب
"Sesungguhnya Allah SWT turun pada malam
nishfu Sya'ban ke langit dunia maka Allah mengampuni (hamba-Nya) lebih banyak
dari jumlah bulu kambing suku Kalb."
Ini adalah hadits palsu.
Imam Al-Munawi dalam Faidhul Qadir berkata: Hadits
ini diriwayatkan oleh imam Ahmad dan Tirmidzi dalam kitab shaum, juga
Al-Baihaqi dalam kitab ash-shalat dari jalur Hajaj bin Arthah dari Yahya bin
Abi Katsir dari Urwah dari Aisyah. Imam Tirmidzi berkata: Hadits ini tidak
dikenal kecuali dari jalur Hajaj. Aku telah mendengar imam Muhammad (bin
Ismail) yaitu imam Al-Bukhari melemahkan hadits ini dengan mengatakan:
Yahya tidak mendengar hadits ini dari Urwah dan Hajaj tidak mendengarnya dari
Yahya."
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan
sanad yang sama sehingga nilainya juga hadits palsu.
Imam Ad-Daruquthni berkata: Sanadnya mudhtarib
(goncang) tidak shahih. Imam Al-‘Iraqi berkata: Imam Al-Bukhari melemahkan
hadits ini karena sanadnya terputus pada dua tempat dan ia menyatakan tidak ada
satu pun sanad hadits ini yang shahih. Imam Ibnu Dihyah berkata: Tidak ada satu
pun hadits tentang malam nishfu Sya'ban yang shahih dan tidak ada seorang pun
perawi yang jujur meriwayatkan hadits tentang shalat sunah (malam nishfu
Sya'ban). Hal itu hanya diada-adakan oleh orang yang mempermainkan syariat nabi
Muhammad SAW dan senang memakai pakaian Majusi." (Dha'if Jami' Shaghir no.
1761).
Hadits kedua
عن أبي أمامة : "خمس ليال لا ترد فيهن الدعوة :
أول ليلة من رجب و ليلة النصف من شعبان و ليلة الجمعة و ليلة الفطر و ليلة
النحر". موضوع
Dari Abu Umamah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Lima
malam yang pada saat tersebut doa tidak akan ditolak oleh Allah; malam pertama
bulan Rajab, malam nishfu Sya'ban, malam Jum'at, malam idul Fitri, dan malam
idul Adha."
Ini adalah hadits palsu.
Imam Al-Munawi dalam Faidhul Qadir menulis:
"Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir dan Ad-Dailami dari jalur Abu
Umamah. Juga diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, Ibnu Nashir, dan Al-‘Askari dari
jalur Ibnu Umar. Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata: Semua jalur hadits
ini cacat."Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini palsu dalam Dha'if Jami'
Shaghir no. 2852.
Hadits ketiga
عن علي عن رسول الله صلى الله عليه وسلم : "إذا
كانت ليلة نصف شعبان فقوموا ليلها ،وصوموا يومها ؛فإن الله تبارك وتعالى ينـزل
فيها لغروب الشمس إلى السماء الدنيا فيقول : ألا من مستغفرٍ فأغفر له ؟ ألا من
مسترزقٍ فأرزقه ؟ ألا من مبتلى فأعافيه ؟ ألا سائل فأعطيه ؟ ألا كذا
ألا كذا ؟حتى يطلع الفجر".
Dari Ali bin Abi Thalib berkata: Rasulullah SAW
bersabda: Jika malam nishfu Sya'ban maka hendaklah kalian shalat malam dan
berpuasa di siang harinya karena sesungguhnya Allah SWT turun ke langit dunia
pada malam itu sejak matahari tenggelam. Allah berfirman: Adakah orang yang
meminta ampunan sehingga Aku pasti mengampuninya? Adakah orang yang meminta
rizki sehingga Aku pasti memberinya rizki? Adakah orang yang terkena musibah
sehingga Aku pasti menyembuhkannya? Adakah orang yang meminta sehingga Aku
pasti akan memberinya? Adakah orang yang begini? Adakah orang yang begitu?
Demikianlah sampai terbit fajar."
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Ini adalah
hadits palsu.
Al-Hafizh Al-Bushiri dalam Misbahuz Zujajah fi Zawaid
Ibni Majah menulis: Sanadnya lemah karena kelemahan Ibnu Abi Sabrah, nama
lengkapnya adalah Abu Bakar bin Abdullah bin Muhammad bin Abi Sabrah.Imam Ahmad
bin Hambal dan Yahya bin Ma'in berkata: Ia adalah seorang pemalsu hadits.
Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini palsu dalam
Dha'if Jami' Shaghir no. 652 dan Dha'if Targhib wat Tarhib no. 623.
Hadits Keempat
"في
ليلة النصف من شعبان يوحي الله إلى ملك الموت يقبض كل نفس يريد قبضها في تلك
السنة" ..
"Pada malam nishfu Sya'ban, Allah mewahyukan
kepada malaikat maut untuk mencabut nyawa setiap jiwa yang hendak dicabutnya
pada tahun tersebut."
Hadits ini diriwayatkan oleh Ad-Dainuri dalam Al-Mujalasah
dengan sanad dha'if, karena sanadnya terputus, yaitu perawi Rasyid bin Sa'ad
meriwayatkan secara mursal.
Dinyatakan lemah oleh syaikh Al-Albani dalam Dha'if
Jami' Shaghir no. 4019 dan Dha'if Targhib wat Tarhib no. 620.
Hadits kelima
وفي رواية عن أبي موسى: "إن الله تعالى ليطلع في ليلة النصف
من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن" .
Dari Abu Musa Al-Asy'ari bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda: "Sesungguhnya Allah memeriksa hamba-hamba-Nya pada malam
nishfu Sya''ban maka Allah mengampuni semua hamba-Nya kecuali orang musyrik
atau orang yang bermusuhan."
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad
sangat lemah. Al-Hafizh Al-Bushiri berkata dalam Misbahuz Zujajah fi Zawaid
Ibni Majah: Sanadnya lemah karena kelemahan perawi Abdullah bin Lahi'ah dan
tadlis perawi Walid bin Muslim. Imam Al-Mundziri juga menyebutkan kelemahan
lain, yaitu perawi Dhahak bin Abdurrahman bin ‘Arzab tidak bertemu dengan Abu
Musa Al-‘Asy'ari. (Sunan Ibnu Majah juz 2 hlm. 86 – cet. Dar Ibni Haitsam)
Tidak ada shaum sunnah setelah nishfu Sya'ban
لا صيام بعد النصف من شعبان حتى يدخل رمضان
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak ada puasa sunnah setelah pertengahan Sya'ban sampai masuk bulan
Ramadhan."
Dan dalam riwayat lain:
إذا انتصف شعبان فلا تصوموا حتى يكون رمضان
"Jika telah lewat pertengahan Sya'ban maka
janganlah kalian berpuasa sampai datang Ramadhan."
Hadits ini diriwayatkkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi,
An-Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad. Imam Abdurrahman bin Mahdi, Yahya bin Ma'in,
Ahmad bin Hambal, Abu Zur'ah Ar-Razi dan lainnya menyatakan bahwa hadits ini
munkar (sangat lemah).
Semoga Allah memuliakan kita dengan amalan-amalan
sunnah yang di ajarkan oleh Rasulullah saw, dan menjauhkan kita dari hal-hal
baru dalam dien ini atau lebih dikenal sebagai bid’ah. Semoga Allah membukkan
mata dan hati kita dengan menerima kebenaran dan al haq tanpa ragu untuk
meninggalkan kebatilan dan kerancuan, Insya Alah, Allahumma Amien.
Oleh: Muhib Al Majdi
/ Arrahmah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar