7 Des 2010

Membangun Wibawa Umat


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.


Sidang Jumat rahimakumullah …
            Bangsa kita sekarang ini sedang diuji dengan berbagai musibah. Mulai dari berbagai macam gempa yang menyapa kita di berbagai daerah, banjir bandang di berbagai lokasi yang semuanya telah menelan korban cukup banyak. Peristwa-peristiwa tersebut menutut kita untuk melakukan muhasabah, keprihatinan dan sekaligus mendorong kepedulian kita untuk mengulurkan bantuan kepada mereka yang terkena musibah.
 Pada tataran nasional, kita menyaksikan ketidakberdayaan umat Islam dalam menghadapi berbagai tantangan, hambatan dan penyakit yang diderita bangsa ini. Kemaksiatan yang merajalela, dekadensi moral yang merasuki relung kehidupan umat, prilaku korupsi yang diderita berbagai instansi, merebaknya aliran sesat, peristiwa ciketing yang mengganggu kehidupan antar umat beragama dan hal-hal lain yang menantang umat dan bangsa Indonesia, semua itu tidak lain merupakan tanda rapuhnya kewibawaan umat.
Secara internasional pun kita melihat jelas ketidakwibawaan umat Islam dalam percaturan  kehidupan dunia. Ketika  Irak diserang dan diluluh lantakkan oleh aggressor dari Barat, umat Islam sedunia cuma mampu mengutuk dan mengecam. Saat  Israel Sang penjajah dengan menggunakan bom curah dan senjata-senjata penghancur lainnya untuk  menggempur Gazzah  dan membombardir rakyat Palestina yang tak berdaya,  negara-negara  berpenduduk mayoritas muslim, tidak mampu untuk menghentikan keganasan zionis Israel. Bahkan sebagian besar muslim hanya berpangku tangan menonton  kebiadaban Israel yang mengujicoba senjata mutakhir  dengan rakyat terjajah sebagai kelinci percobaan sasarannya. Para penghina Nabi Muhammad saw terus bermunculan dengan terang-terangan dan mereka aman tak tersentuh hukum penodaan agama,  bahkan ada orang yang berani menantang umat  Islam sedunia dengan membakar mushaf Alquran, dan di sana masih banyak contoh lain yang menunjukkan bahwa umat Islam secara internasional memang tidak berdaya apalagi berwibawa.
Sebab Tergerusnya Wibawa Umat
Untuk membangun kembali kewibawaan umat, kita harus melakukan dua hal utama: Pertama, menjauhi semua yang menyebabkan hilangnya kewibawaan umat. Kedua,  menyiapkan kekuatan internal dalam berbagai aspek kehidupan. Sesuai dengan perintah Allah dalam surat Al Anfal ayat 60.
وَأَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآَخَرِينَ مِنْ دُوْنِهِمْ لاَ تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ .
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
Kewibawaan umat  akan tergerus karena adanya faktor-faktor berikut ini:
pertama, tafarruq atau perpecahan. Allah berfirman:
وَأَطِيْعُوْا اللهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Anfal 46).
 Sudah saatnya kita membuang berbagai perselisihan internal karena masalah furu’iyyah. Perioritas dakwah kita sekarang adalah bagaimana menyatukan barisan untuk bersama-sama menghadapi kemiskinan, kebodohan dan penyebab perpecahan..
 kedua, Kemaksiatan akan menyebabkan kehinaan individu dan menghancurkan wibawa umat.  Allah SWT. berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ وَالَّذِيْنَ يَمْكُرُوْنَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُوْرُ.
Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shaleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka adzab yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur.     (QS Fathir 10)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِى اْلأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ وَمَنْ يُّهِنِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُّكْرِمٍ إِنَّ اللهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ.
Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan adzab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.  (QS Al hajj 18).
Hadirin, rahimakumullah ….
Saat sayyidah Zainab ra (istri Rasulullah saw ) bertanya kepada suaminya: Apakah kita bisa dihancurkan, padahal ditengah-tengah kita banyak orang sholeh? Beliau menjawab : Ya, bila sudah banyak kejahatan / kema’siatan. (HR Bukhari dan Muslim).  Rasulullah saw bersabda: Kamu sekalian wajib amar ma’ruf dan nahi munkar atau kalau tidak, maka orang-oarang baik dari  kamu akan dikuasai oleh orang-orang jahat kamu, kemudian saat orang pilihan dari kamu berdoa, tidak dikabulkan (HR Al Khatib dari Abu Hurairah ra.)
Ketiga, Hubbuddunya  dan  karohiyatul maut atau cinta dunia dan enggan mati di jalan Allah.
 Diriwayatkan oleh Tsauban ra bahwa Rasululah saw. bersabda:  akan tiba suatu masa, di mana berbagai umat akan mengeroyokmu seperti kamu mengerubuti makanan dalam satu tapsi. Ada sahabat yang bertanya: apakah kami saat itu sedikit? Rasulullah saw menjawab: tidak, kamu saat itu banyak tapi kamu bagaikan buih air bah, Allah akan mencabut kewibawaanmu dari dada-dada musuhmu, dan menebarkan  wahan (=kelemahan) dalam hati kamu. Ditanyakan kepada Rasulullah saw : apakah wahan itu ? Rasulullah menjawab: hubbuddunya wa karohiyatu maut (cinta dunia dan enggan mati). Saat umat Islam sudah bergelayut hatinya dengan dunia, maka dia akan terperosok ke dalam  berbagai pelanggaran dan kesalahan. Hal ini harus dibedakan dengan perintah untuk berbisnis secara syariah dan perintah untuk menjadi tajir jujur dan amanah. Korupsi dan pelanggaran dalam bisnis sering diakibatkan karena hubbuddunya ini.
Hadirin, rahimakumullah ….
 Setelah mengidentifikasi semua penyebab yang mengikis kewibawaan umat, barulah kita melangkah untuk menyiapkan kekuatan internal umat. Allah menegaskan bahwa kewibawaan akan muncul setelah memiliki kekuatan. “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”(QS Al Anfaal 60). Kata-kata “turhibuuna” dalam ayat tsb diterjemahkan dengan “menggentarkan”. Maksudnya, umat Islam diperintah untuk menyiapkan semua bentuk kekuatan sehingga muncul kewibawannya dan disegani orang-orang yang tidak menyukai Islam.
Ayat 60 surat Al Anfal, tidak menyuruh kita jadi teroris tapi justru mewajibkan kita untuk menyiapkan kekuatan internal umat. Yang disiapkan bukan satu kekuatan saja tapi berbagai macam kekuatan seperti; kekuatan akidah, kekuatan ukhuwah, kekuatan ekonomi, kekuatan pendidikan, kekuatan jasmani, kekuatan rohani dan kekuatan lainnya. Sehingga  dengan memiliki kekuatan-kekuatan tersebut umat Islam berwibawa dan bisa menggentarkan musuh-musuh Allah.
            Minimal ada tiga aspek yang harus diperhatikan untuk membangun  kewibawaan umat: pertama, aspek kewibawaan individual sebagai manusia. Kedua aspek kewibawaan individual sebagai mukmin dan ketiga, aspek kewibawan kolektif sebagai umat.
Aspek kewibawaan individual.
Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang mulia. Saat usai diciptakannya Nabi Adam as, para malaikat diperintah Allah untuk memberi sujud hormat kepada makhluk yang akan jadi khalifah di bumi. Untuk menguatkan kewibawaannya di bumi manusia diberi berbagai keutamaan dan fasilitas; ia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna bentuknya (QS At tiin; 5). Seluruh alam dan seisinya ditundukkan untuk manusia (QS 31:20) dan dia diberi fasilitas yang lengkap untuk menjadi makhlut termulia dan berwibawa (Al Isro70) oleh sebab itu, kita pada hakekatnya adalah sebagai makhluk yang berwibawa, dengan syarat; a. kita menggunakan mata untuk melihat alam dan semua kejadian-kejadiannya untuk mengambil ibroh dan menguatkan akidah kita. b. menggunakan  akal/hatinya untuk merenungi semua ciptaan Allah dan mempelajari semua tuntunanNya dan c. menggunakan  pendengarannya untuk mendengar semua pelajaran yang membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Bila mengabaikan semua anugerah Ilahiyah tersebut, kita akan direndahkan derajat kita dan disejajarkan dengan binatang ternak. (QS 7:179)
 Aspek kwibawaan individual sebagai mukmin
Sebagai mukmin yang hakiki, secara otomatis menjadi orang yang berwibawa di dunia ini. Allah menegaskan bahwa kewibawaan dan kemualiaan hanyalah bagi Allah, Rasulullah dan orang-orang mukmin. (QS, 63:8). Untuk mendapat predikat mukmin yang berwibawa harus memiliki kriteria utama yaitu kekuatan akidah yang menjadi landasan kuatnya syariah dan ibadah, yang selanjutnya akan menghasilkan kekuatan akhlak. Mukmin dengan tiga ciri; berakidah kuat, beribadah kuat dan berakhlak kokoh akan menjadi mkmin berwibawa. Mukmin yang kuat lebih dicintai dari mukmin yang lemah.
 Aspek  kewibawaan kolektif
Minimal ada delapan syarat bagi suatu umat untuk memiliki kewibawaan kolektif: iman, jujur, tsiqah (saling percaya), loyal, taat , komit, selalu bergerak dan berakhlak kekuatan. Sebagai suatu umat yang berwibawa sudah barang tentu harus berukhuwah dan bersatu. Syarat mutlak ukhuwah dan persatuan yang kuat adalah keimanan. Mukmin yang tidak berukhuwah atau tidak mau menyatu dengan mukmin lainnya  pertanda bahwa keimanannya sedang dalam problem. Sebaliknya  kalau ada persatuan yang tidak didasari atas keimanan, itu adalah persatuan palsu. Mengapa demikian? Karena persatuan dan ukhuwah  tanpa iman tersebut sudah pasti dilandasi oleh kepentingan pribadi atau kelompok, bila kemaslahatan diri atau kelompoknya tidak diakomodir pasti akan menimbulka perpecahan. Selain keimanan, keutuhan persatuan umat Islam harus dilandasi kejujuran yang merupakan kunci semua kebajikan. Suatu hubungan horizontal akan porak poranda bila sudah tidak ada kejujuran para anggotanya dan tidak ada sikap saling percaya. Suatu umat yang dibangkitkan sebagai khairu ummah harus menyusun shaf yang kuat, para  anggotanya memiliki loyalitas terhadap kepentingan umat Islam, taat terhadap pimpinan, komitmen dengan ajaran Ilahi serta memilki kakuatan dalam berbagai aspek kehidupan. Kewibawaan umat akan pudar seiring dengan pudarnya delapan kriteria di atas. Na’udzubllah min dzalik
 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Doa penutup:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ
Sumber:
Membangun Wibawa Umat, oleh Achmad Satori Ismail

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar