Jika saat ini
shalat yang kita dirikan sudah rutin; lima waktu, berjamaah awal waktu
di masjid, lengkap dengan rawatib, dan keutamaan-keutamaan lainnya,
baiknya kita tidak terlalu bangga dan senantiasa memperbaiki kualitas
shalat yang telah kita dirikan itu.
Sebab, ada shalat yang disebut oleh Nabi
sebagai shalatnya orang Munafik. Dan, tidak diketahui oleh orang lain,
selain pelakunya dan Allah Ta’ala yang Maha Mengetahui.
Shalatnya orang munafik tidaklah khusyuk.
Demikian itulah yang disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya.
Kemudian, “Mereka tidak mengerti apa yang mereka ucapkan.” Bahkan,
lanjut beliau menjelaskan, “Mereka lalai dalam shalat, bermain-main, dan
berpaling dari kebaikan yang dituju.”
Alhasil, shalat yang didirikan tidak bisa
menjadi pencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Bahkan, bisa jadi,
mereka menjadi bagian atau penyeru kemungkaran tersebut. Na’udzubillah.
“Itu adalah shalatnya orang munafik. Itu
adalah shalatnya orang munafik. Itu adalah shalatnya orang munafik.”
Kalimat itu disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
sebagaimana diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik.
Dijelaskan dalam kalimat berikutnya
sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas, “Ia duduk menunggu
matahari. Ketika matahari berada di antara dua tanduk setan, kemudian ia
shalat (bagaikan burung) mematuk empat kali (shalatnya cepat-cepat).”
Mereka menunda pelaksanaan waktu shalat
hingga mendekati akhir waktu. Dhuhur dikerjakan menjelang Ashar; Ashar
dilakukan ketika Maghrib di ambang pintu; Maghrib dikerjakan hampir
bersamaan dengan waktu ‘Isya’; dan ‘Isya’ baru dilakukan di ambang fajar
ketika Shubuh akan menyapa dalam jenak. Kemudian Shubuh dilakukan
dengan cepat dan terburu-buru ketika matahari mulai menampakkan
sinarnya.
Selain menunda, lanjut Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam sebagaimana diriwayatkan pula oleh Imam Muslim,
Tirmidzi, dan Nasa’i dengan derajat hasan shahih ini, “Mereka tidak
berdzikir kepada Allah Ta’ala di dalamnya (shalat), kecuali sedikit
saja.”
Padahal, di antara tujuan disyariatkannya
shalat sebagaimana disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an adalah
agar para pelaku shalat senantiasa mengingat-Nya di dalam dan di luar
shalat; dalam setiap aktivitas yang dilakukan.
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari
shalatnya orang munafik; yang melakukan shalat untuk menipu Allah
Ta’ala, dan mengelabui orang-orang beriman. [Pirman]
Sumber: http://kisahikmah.com/itu-adalah-shalatnya-orang-munafik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar