Dulu,
ketika masih melanjutkan studi di Lancaster Inggris, dan mendalami sebuah
bidang
yang bernama the social construction of technology, banyak sahabat dan
profesor
yang meragukan kalau bidang ini memiliki masa depan yang meyakinkan.
Entah
dari mana datangnya keyakinan saat itu, saya cuek saja dengan keraguan
sahabat-sahabat
di atas. Sekian tahun setelah semua itu berlalu, ternyata pilihan
saya
tidak keliru. Di tahun-tahun terakhir, saya berhadapan dengan antrean panjang
undangan
menjadi nara sumber di bidang teknologi informasi (TI). Bukan karena
saya
seorang pakar TI, tetapi karena segi sosial dari teknologi menarik minat banyak
sekali
orang.
Ini
juga terjadi ketika Microsoft Indonesia meluncurkan produk baru mereka dengan
nama
Microsoft XP awal Juni 2001. Di depan ratusan pimpinan puncak perusahaan
serta
manusia-manusia TI, saya harus bertutur tentang pergeseran-pergeseran
peran
TI dalam komunitas manusia. Sebagaimana pernah saya tulis sebelumnya,
terjadi
pergeseran yang amat meyakinkan, dari fungsi TI yang paling tradisional
dalam
bentuk supporting function kemudian menuju automating, informating,
reformatting
dan kemudian enlightening.
Bagi
saya fungsi-fungsi supporting, automating, informating, secara meyakinkan
sedang
berlalu dan siap-siap untuk lenyap dari peredaran. Dan tanpa kesadaran
yang
meyakinkan, umat manusia sedang diformat ulang (reformatting) oleh TI. Lihat
cara
kita bekerja, cara kita hidup, cara anak-anak kita berpacaran, semua dirubah
secara
meyakinkan oleh TI.
Saya
mengelola sebuah perusahaan dengan dua ribu orang karyawan di Jawa
Tengah
dan sebuah perusahaan konsultan di Jakarta, serta melaksanakan tugas
sebagai
pembicara publik di banyak kota, plus hobi harus menulis tujuh tulisan dalam
sebulan.
Semua itu tidak hanya berjalan relatif tanpa hambatan, tetapi bergerak dari
satu
kemajuan menuju kemajuan yang lain.
Di
satu kesempatan harus menunaikan tugas sebagai anak yang harus menengok
orang
tua di kampung yang tidak dijangkau telepon di Bali Utara sana, toh semua
pekerjaan
dan kegiatan di atas bisa berjalan. Tidak ada dunia kiamat kalau kantor
ditinggalkan
seminggu lebih. Bahkan kerap tidak ada bawahan yang tahu kalau saya
berada
di kampung sana.
Ini
baru cara kerja. Cara hidup saya berubah total oleh TI. Menelepon isteri di
rumah, terutama karena hampir setiap minggu terbang
meninggalkan Jakarta – hampir
dilakukan
setiap hari. Puteri saya kerap mengirim pesan-pesan SMS yang
menyejukkan.
Putera saya yang kedua kadang mengirim ‘bunga’ lewat e-mail.
Sebelum
pulang melakukan synchronize terhadap personal digital assistant,
kemudian
mengerjakan semua sisa e-mail di tengah kemacetan Jakarta. Sehingga
sampai
di rumah, kepala sudah kosong dengan pekerjaan, kemudian hanya
memikirkan
anak-anak dan anak mertua.
Cara
anak-anak kita berpacaran diformat lain lagi oleh teknologi. Dulu, ketika saya
berpacaran
dengan seorang wanita yang sekarang sudah menjadi Ibunya anak-anak,
setiap
Sabtu malam harus datang bertamu, bercakap-cakap seperlunya denga calon
mertua,
dan seterusnya. Sekarang, tidak sedikit anak-anak remaja yang berpacaran
dengan
cara chatting. Tidak keluar rumah, hanya duduk di depan komputer, namun
jangan
pikir tidak ada resiko. Kata-kata yang digunakan, tidak sedikit kata-kata kotor
yang
tidak pernah digunakan orang tua mereka dulu.
Dalam
totalitas, TI sudah menjadi serangkaian mesin yang sedang membuat kita.
Tanpa
kesiapan yang memadai, merekalah yang akan menguasai kita. Bukan tidak
mungkin,
kalau suatu saat TI akan menjadi pemerintah komunitas manusia. Dan
celakalah
kita dibuat oleh teknologi yang kita buat ini.
Oleh
karena kekhawatiran inilah, kemudian saya mengajak banyak sahabat-sahabat
TI
untuk masuk ke enlightening function of IT. Di mana, TI tidak saja perlu kita
‘nikahi’,
tetapi juga digunakan sebagai sumber-sumber yang bisa mencerahkan
hidup
dan kehidupan. Sebut saja situs-situs internet yang mengajarkan Yoga,
meditasi,
atau pengetahuan-pengetahuan agama. Dan lebih dari sekadar
menghadirkan
pengetahuan-pengetahuan yang mencerahkan, kemanjaan-kemanjaan
yang
dihadirkan TI (sebagai contoh Microsoft XP yang baru diluncurkan),
bisa
memberi kita banyak waktu untuk beryoga, meditasi, pergi ke Mesjid, Gereja
atau
memberi kita lebih banyak waktu untuk melakukan refleksi.
Saya
bisa melakukan meditasi setidak-tidaknya dua kali sehari, menemui anak dan
isteri
setiap hari dari tempat yang amat jauh sekalipun, dan bisa mengerjakan
pekerjaan
apapun tanpa batas ruang dan waktu yang terlalu mengganggu. Dan
semua
itu bisa dilakukan, karena ada dukungan-dukungan TI. Maka dari itulah,
sejalan
dengan Compaq yang menempatkan TI sebagai inspiration technology, saya
menempatkannya
sebagai enlightening technology. Sebagai kendaraan untuk
mencapai
tujuan-tujuan hidup yang mencerahkan. Dengan semakin banyak waktu
untuk
keluarga, membaca, bermeditasi, beryoga – dan ini sangat dimungkinkan oleh
kehadiran
TI, bukankah hidup dan kehidupan kemudian membawa kemungkinan
pencerahan
yang lebih tinggi?. Dan yang lebih penting lagi, dengan cara itu, kita bisa
mengurangi
kemungkinan dibuat ulang oleh mesin-mesin yang bernama teknologi.
Gede Prama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar