15 Mei 2012

Ujub dan Sombong

Khutbah Jum'at
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِيْنُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِا للهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِناَ، مَنْ يَهْدِه اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ، فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا



Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, sehingga kita dapat melaksanakan ibadah jum’at. Semoga salawat dan salam tercurah kepada nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan ummatnya.

Kaum muslimin ...
Ingatlah bahwa kesombongan itu hanyalah milik Allah SWT. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. Siapa saja bersikap sombong dia akan dibenci Allah. Dan, di akhirat orang-orang yang sombong akan merugi.
Dalam sebuah hadits, Allah SWT berfirman:
Kesombongan adalah pakaian-Ku, keagungan adalah kain-Ku. Siapa saja yang berani melawan-Ku dengan salah satunya maka Aku akan melemparnya ke dalam neraka”. (HR Abu Dawud).
Dalam surat al-Qashash ayat 83 Allah SWT berfirman:
تِلْكَ ٱلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ نَجْعَلُهَاَ لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّۭا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فَسَادًۭا ۚ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ.
Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
Melalui ayat di atas, Allah menggambarkan kebahagiaan yang dijanjikanNya bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Salah satu indikasi sifat ujub dan sombong yang merupakan sifat paling buruk adalah bersikap angkuh dan berbangga diri dengan apa yang dimiliki. Padahal, Allah SWT telah mengharamkan sikap tersebut dalam surat al-Isra’ ayat 37:
وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ ٱلْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ ٱلْجِبَالَ طُولًۭا
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung’.
Maksud dari ayat di atas adalah agar kita tidak bersikap angkuh dan sombong di muka bumi. Luqman al-Hakim juga pernah berpesan kepada putranya. Pesan itu kemudian dilansir dalam al-Quran surat Lukman ayat 18:
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍۢ فَخُورٍۢ
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri’.
Luqman memperingatkan anaknya untuk tidak bersikap sombong, angkuh, dan membanggakan diri. Sebab, sifat sombong muncul karena adanya perasaan bangga terhadap diri sendiri. Karena itu, siapa saja yang membanggakan dirinya berarti dia telah bersikap sombong dan angkuh.

Hadirin, sidang Jumat yang berbahagia.
Salah satu faktor yang dapat membuat seseorang merasa bangga adalah harta dan kekuasaan. Karena itu, hendaknya kita tetap berhati-hati terhdap keduanya. Jangan sampai terpedaya dengan tipu dayanya. Tidak sedikit orang yang memiliki kelebihan harta menjadi sombong dengan apa yang dimilikinya. Jabatan yang tinggi, seringkali membuat seseorang bersikap sombong, ujub, angkuh, dan arogan. Sifat-sifat seperti itulah yang dapat merusak perilakunya. Dan  kebanyakan pelakunya terkadang tidak menyadarinya.
Sikap berbangga diri seseorang biasanya disebabkan oleh faktor keturunan. Dia merasa bahwa dirinya berasal dari keluarga terpandang. Faktor lain yang membuat seseorang berbangga diri adalah jabatan yang tinggi, kepandaian, kekuatan, dan kekayaan. Padahal, Allah SWT telah mengancam orang-orang yang sombong dengan siksa api neraka, meskipun kesombongannya itu hanya sedikit. Rasulullah SAW bersabda sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim dalah shahihnya:
Tidak akan masuk surga orang yang di hatinya terdapat sifat sombong seberat biji dzarrah’. (HR Muslim).
Sebagaimana kita ketahui bahwa biji dzarrah adalah biji yang paling ringan. Namun, hadits di atas menyebutkan bahwa jangan pernah kesombongan itu terlintas dalam hati kita meski sebesar biji dzarrah. Dan Allah SWT telah mengancam orang-orang yang bersikap sombong dengan siksa api neraka.
Dari hadits tersebut, Rasulullah SAW menjelaskan sekaligus mengajarkan kepada segenap ummatnya bahwa memakai baju yang bagus dan sepatu bagus tidak disebut sombong dan tidak menghalangi pelakunya masuk surga. Yang disebut sifat sombong dan membuat pelakunya tidak boleh masuk surga adalah sifat bangga dengan apa yang ada pada dirinya, seperti harta, keturunan, ataupun kekuasaan. Dari sifat itulah muncul perasaan tinggi hati dan memandang rendah kepada orang lain. Sifat itulah yang dapat mengundang murka Allah SWT. Semoga Allah SWT melindungi kita dari sifat sombong dan ujub.
Karenanya, wajar jika Rasulullah SAW sangat mewanti-wanti ummatnya agar menjauhi sifat sombong. Rasulullah SAW juga menjelaskan keadaan orang-orang yang sombong ketika berada di hadapan Allah SWT, seperti sabda Rasulullah SAW:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ؟ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
Maukah kalian aku jelaskan penghuni neraka? Yaitu setiap orang yang keras kepala, sombong dan angkuh’. (Muttafaq ‘alaih).
Dalam hadits di atas, Nabi bertanya dan Nabi pula yang menjawab. Ini tak lain sebagai bentuk pendidikan beliau terhadap ummatnya sekaligus ajakan beliau untuk menuju keselamatan. Dari hadits di atas, kita mengetahui bahwa penghuni neraka adalah orang-orang yang kasar, sombong, kikir, dan selalu menumpuk harta. Maksud kata ‘utull sendiri adalah orang yang kejam, sedangkan jawwadzh adalah orang yang menumpuk harta benda, kikir, sombong, dan ketika berjalan mereka bersikap angkuh. Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda:
Ketika seseorang berjalan dengan pakaian yang membuat dirinya bangga, sambil menyisir rambut kepalanya, dan berjalan dengan sangat angkuh, tiba-tiba Allah membenamkannya, yaitu dia terpendam di dalam bumi sampai Hari Kiamat’. (Muttafaq ‘alaih).
Beliau juga bersabda:
‘Seseorang yang selalu membanggakan dirinya sehingga namanya tercatat sebagai orang-orang angkuh maka dia disiksa seperti yang mereka alami’. (HR at-Tirmidzi).
Itu semua adalah gambaran orang-orang yang sombong. Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Salmah bin al-Akwa’ yang menyebutkan bahwa ada seorang lelaki di sebelah Rasulullah SAW sedang makan dengan tangan kiri. Beliau menegurnya, ‘Makanlah dengan tangan kananmu’.
Lelaki itu menjawab, ‘Aku tidak bisa’. Beliau berkata lagi, ‘Ketidakmampuanmu hanya terhalangi oleh sikap sombong saja’. Salmah mengatakan, dia tidak dapat menyuap ke mulutnya sampai dia meninggal dunia. Yaitu, dia menderita kelumpuhan yang sangat parah sebagai balasan atas kesombongannya. Na’udzubillah.
Begitulah kondisi orang yang sombong. Padahal, Rasulullah SAW telah menegurnya, tetapi dia tidak mematuhinya. Karena itu, waspadalah dengan sikap sombong. Tetaplah berpegang teguh terhadap sunnah Rasulullah SAW. Taatlah kepada perintah Rasulullah SAW, seperti disebutkan Allah SWT dalam surat an-Nur ayat 54.

وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا۟ ۚ
‘jika kalian taat kepadanya, niscaya kalian mendapat petunjuk’.
Dari ayat di atas, hendaknya kita semakin sadar bahwa siapa saja yang tidak mengikuti perintah Allah dan Rasulnya niscaya akan tersesat.

Hadirin, sidang Jum’at yang dirahmati Allah,
Orang sombong selanjutnya akan bersikap dzalim, merasa berkuasa, dan meremehkan orang lain. Salah satu obat untuk mengobati penyakit berbahaya ini adalah menyadari bahwa semua anugerah yang telah diterima berasal dari Allah SWT. Dia tidak berhak membanggakannya, sebab yang berhak bangga dan sombong hanyalah Allah SWT. Dalam surat an-Nahl ayat 53 Allah SWT berfirman:

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍۢ فَمِنَ ٱللَّهِ
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)
Oleh sebab itu, bersyukurlah kepada Allah SWT. Selain merupakan kewajiban, Allah pun telah menjanjikan tambahan nikmat kepada orang-orang yang senantiasa bersyukur. Jika seseorang telah menyadari seluruh nikmat yang telah diberikan Allah pada dirinya, maka dia akan bersimpuh di hadapanNya, tidak akan bersikap sombong.
Obat lain untuk penyakit ujub dan sombong ini adalah menyadari bahwa kita sebenarnya diciptakan dari air yang hina. Kemudian kita terlahir ke dunia. Setelah melalui perjalanan kehidupan, pada akhirnya kita akan kembali menjadi bangkai yang menjijikan. Bila kita menyadari hal itu, tentu kita tidak akan berlaku sombong atas apa yang kita miliki. Kita tidak akan sombong di hadapan Yang Maha Kuasa. Kita tidak akan menyembah selain Allah SWT. Kita pasti mematuhi apa yang telah diperintahkan Allah dan RasulNya. Kita tidak akan lalai atas kewajiban-kewajiban kita sebagai makhlukNya.

Hadirin, sidang Jum’at yang dirahmati Allah,
Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang terpelihara dan senantiasa mengikuti sunah Rasulullah SAW.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله لِي وَ لَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ, فَا سْتَغْفِرُوْهُ أَنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.
 Oleh: Abu Bakar Jabir Al-Jazairi (diedit)

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar