Oleh: Hj. Siti Badriah
Wilayah Kabupaten Subang secara geografis terletak di bagian utara Propinsi Jawa Barat dengan batas koordinat yaitu antara 107º31’ – 107º54’ Bujur Timur dan 6º11’ – 6º49’ Lintang Selatan. Batas-batas wilayah Kabupaten Subang dengan Kab.Bandung Barat, Purwakarta, Karawang, Laut Jawa, Indramayu dan Kabupaten Sumedang.
Jika dilihat dari topografinya Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi daerah yaitu daerah pegunungan dengan jumlah desa mencapai 54 desa atau 21,34 persen, daerah bergelombang/berbukit sekitar 71 desa atau 28,06 persen dan daerah dataran rendah mencapai lebih dari setengahnya yaitu 128 desa.
Sebagian besar desa di Kab. Subang merupakan desa bukan pesisir jumlahnya mencapai 242 desa dengan topografi wilayah berada di dataran sebanyak 184 desa dan sisanya 58 desa berada di lereng/punggung bukit.
Gambar 1. Peta Kabupaten Subang
Sumber: Pemda Kab. Subang
Tabel 1. Statistik Geografi Kabupaten Subang
Uraian | Satuan | 2009 |
[1] | [2] | [3] |
Luas | Km2 | 2.051,76 |
Desa Di Daerah Pegunungan | Desa | 54 |
Desa di Daerah Bergelombang/Berbukit | Desa | 71 |
Desa Di Dataran Rendah | Desa | 128 |
Desa Pesisir | Desa | 11 |
Desa Bukan Pesisir | Desa | 242 |
- Dataran | Desa | 184 |
Lereng/punggung bukit | Desa | 58 |
Sumber: Subang Dalam Angka 2010
Tabel 2. Statistik Pemerintahan di Kab. Subang
Wilayah Administrasi | 2008 | 2009 |
Kecamatan | 30 | 30 |
Desa | 245 | 245 |
Kelurahan | 8 | 8 |
Jumlah RW | 1.672 | 1.759 |
Jumlah RT | 5.987 | 6.010 |
Jumlah PNS | 14.066 | 14.420 |
Golongan I | 191 | 176 |
Golongan II | 3.986 | 4.138 |
Golongan III | 6.045 | 6.089 |
Golongan IV | 3.844 | 4.017 |
Sumber : Subang Dalam Angka 2010
Gambar 2. Tingkat Pendidikan PNS di Kabupaten Subang 2009 (Persen)
Sumber: Subang Dalam Angka 2010
Tahun 2009 di Kabupaten Subang tidak mengalami pemekaran wilayah sehingga jumlah kecamatan masih tetap 30 kecamatan Begitu juga dengan jumlah desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Subang masih tetap yaitu 245 desa dan 8 kelurahan. Sedangkan dari 253 desa dan kelurahan tersebut jumlah RW sebanyak 1759 bertambah 87 dan jumlah RT sebanyak 6.010 bertambah 23 dari tahun 2008.
Tahukah Anda**)
Sebanyak 66,02 persen PNS di Kabupaten Subang merupakan lulusan Perguruan Tinggi
Di Kabupaten Subang jumlah Pegawai Negeri Sipil tahun 2009 mengalami kenaikan 2,52% atau mencapai 14420 orang dari tahun 2008 yang hanya berjumlah 14066 orang.Dan sebagian besar pendidikan PNS tersebut merupakan lulusan Perguruan tinggi sebanyak 66,02 persen.
Peta Perpolitikan di Kabupaten Subang pada periode 2009-2014 di parlemen (DPRD) di dominasi PDI-P sebanyak 14 orang, diikuti oleh Partai Demokrat 9 orang, Partai Keadilan Sejahtera 7 orang, Partai Golkar 6 orang, PKB, PAN, Partai Gerindra masing-masing 3 orang, PKPB 2 orang dan PPP, P. Hanura serta PDK masing-masing 1 orang
Pemerintah Kabupaten Subang dalam rangka membiayai pembangunannya pada tahun 2009 menghabiskan dana sebesar 905 milyar rupiah. Angka ini mengalami kenaikan 6,76% dibanding tahun 2008 yang hanya menghabiskan dana sebesar 848 milyar rupiah.
Pada tahun 2009, Kontribusi PAD terhadap total APBD Kabupaten Subang mencapai 72 milyar rupiah atau sekitar 6,4 persen. Sementara DAU menyumbang 667 milyar rupiah atau 58,9 persen.
Gambar 3. Anggota DPRD Kabupaten Subang Periode 2009-2014 (Kursi)
Sumber: Subang Dalam Angka 2010
Tabel 3. APBD Kabupaten Subang
Anggaran | 2008 | 2009 |
APBD (000 Rupiah) | ||
Pagu DIPA | 834.608.120 | 1.132.568.942 |
Realisasi | 847.925.175 | 905.221.271 |
DAU (000 Rp.) | 567.050.121 | 666.926.184 |
PAD (000 Rp.) | 50.875.023 | 72.429.101 |
Sumber : Subang Dalam Angka 2010
Tabel 4. Statistik Penduduk Kabupaten Subang
Uraian | 2000 | 2010 |
[1] | [2] | [3] |
Jumlah Penduduk | 1.329.838 | 1.462.356 |
Laki-laki | 661.003 | 737.398 |
Perempuan | 668.835 | 724.958 |
LPP | 1,01 | 0,95 |
Sex Ratio | 98,83 | 101,71 |
Kepadatan Per Km2(orang) | 648,14 | 712.73 |
Sumber :SP2000,SP2010 (Angka sementara)
Tahukah Anda**)
Sex Ratio adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan di kali 100
Penduduk Kabupaten Subang pada tahun 2010 berdasarkan SP2010 hasil angka sementara berjumlah 1.462.356 orang dengan komposisi penduduk laki-laki berjumlah 737398 orang dan penduduk perempuan berjumlah 724.958 orang.Jumlah ini meningkat dari tahun 2000 yang berjumlah 1.329.838 orang.Selama 10 tahun terakhir ini laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Subang mencapai 0,95 persen pertahunnya.
Pada tahun 2010 jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding jumlah penduduk perempuan dengan sex ratio 101,71 persen. Hal ini mengalami perubahan jika dibandingkan dengan tahun 2000 dimana jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki dengan sex ratio 98,83 persen.
Jika dilihat dari tingkat kepadatan penduduk, pada tahun 2010 kepadatan penduduk Kabupaten Subang mencapai 712,73 orang per Km2 dan mengalami kenaikan dari tahun 2000 yang hanya 648,14 orang per Km2.
Kecamatan terpadat penduduknya berada di Kecamatan Subang dengan tingkat kepadatan 2.218/Km2. Sementara kecamatan yang paling rendah tingkat kepadatannya yaitu Kecamatan Legonkulon hanya 300/Km2.
Berdasarkan distribusi penduduk menurut kecamatan dalam rentang waktu 2000-2010 tidak mengalami perubahan yang berarti.Pada tahun 2010 konsentrasi penduduk tertinggi terdapat di 3 (tiga) kecamatan. Konsentrasi tertinggi terdapat di Kecamatan Subang sebesar 8,19 persen, kemudian Kecamatan Ciasem sebesar 6,94 persen dan Kecamatan Patokbeusi sebesar 5,25 persen.
Sementara konsentrasi penduduk terendah terdapat di Kecamatan Legonkulon sebesar 1,50 persen, Kecamatan serangpanjang sebesar 1,64 persen dan Kecamatan Sagalaherang sebesar 1,96 persen.
Gambar 4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Subang 2010
Sumber : SP2010 (Angka Sementara)
Tabel 5. Statistik Ketenagakerjaan di Kabupaten Subang
Uraian | 2007 | 2008 | 2009 |
(1) | (2) | (3) | (4) |
TPAK (%) | 63,98 | 65,23 | 62,47 |
TPT (%) | 7,51 | 9,27 | 7,76 |
Bekerja (Jiwa) | 647.108 | 649.879 | 636,612 |
Sumber : Sakernas 2007-2009
Gambar 5. Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Subang
Sumber: Sakernas 2007-2009
Penduduk usia kerja (15 Tahun ke atas) yang termasuk angkatan kerja dalam tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi, dimana tahun 2007 TPAK mencapai 63,98%, tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 65,23% dan tahun 2009 menurun lagi menjadi 62,47%. Fluktuasinya TPAK berbanding lurus dengan fluktuasinya penduduk yang bekerja. Tahun 2007 penduduk yang bekerja sebanyak 647.108 orang, mengalami kenaikan di tahun 2008 menjadi 649.879 orang,dan tahun 2009 menurun lagi menjadi 636.612 orang.
Pasar tenaga kerja di Kabupaten Subang pada tahun 2009 ternyata masih cukup tinggi dengan ditandainya angka kesempatan kerja yang tinggi.Diketahui bahwa Tingkat Kesempatan Kerja mencapai 92,24% pada tahun 2009 meningkat dibanding 2008 sebesar 1,51%. Sedangkan TPT dalam kurun waktu 2007-2009 mengalami fluktuasi dari 7,5% tahun 2007 meningkat menjadi 9,27% tahun 2008 kemudian menurun lagi menjadi 7,76% pada tahun 2009.
Capaian dibidang pendidikan terkait erat dengan ketersediaan fasilitas pendidikan, pada tahun ajaran 2009/2010 untuk jenjang SD beban seorang guru harus mengajar rata-rata sebanyak 17 murid SD. Pada jenjang SMP satu orang guru harus mengajar sebanyak 19 murid, SMP. Sedangkan pada jenjang SMU dan SMK beban seorang guru harus mengajar rata-rata sekitar 14 orang murid.
Salah satu Indikator keberhasilan capaian pendidikan di suatu daerah adalah Angka Melek Huruf (AMH) penduduknya. Melihat perkembangannya dalam kurun waktu 2008-2009 Angka Melek Huruf mengalami kenaikan dari 92,38% menjadi 92,40%.
Sedangkan indikator lainnya dapat dilihat dari angka rata-rata lamanya sekolah. Meskipun adanya peningkatan persentase dalam dua tahun ini, tetapi penduduk di Kabupaten Subang baru mengenyam pendidikan selama 6,91 tahun pada tahun 2009 atau memutuskan berhenti pada kelas 1 SMP.
Gambar 6. Jumlah Murid, Guru, Rasio murid dan guru di Kab. Subang 2009/2010
Sumber: Subang Dalam Angka 2010
Uraian | 2008 | 2009 |
(1) | (2) | (3) |
AMH (%) | 92.38 | 92.40 |
RLS (Tahun) | 6.60 | 6.91 |
Sumber : Hasil Penghitungan BPS RI
Tabel 7. Statistik Kesehatan Kabupaten Subang
Uraian | 2007 | 2008 |
Tempat Berobat (%) | ||
RS Pemerintah & Swasta | 7,41 | 6,43 |
Praktek Dokter/Poliklinik | 28,88 | 36,41 |
Puskesmas/Pustu | 31,79 | 28,06 |
Praktek Nakes | 28,00 | 35,69 |
Praktek Batra | 0,00 | 1,56 |
Lainnya | 3,92 | 1,69 |
Penolong Kelahiran (%) | ||
Dokter | 10,33 | 9,97 |
Bidan | 63,22 | 69,79 |
Tenaga Medis Lain | 0,00 | 0,45 |
Dukun | 25,20 | 16,49 |
Famili/Keluarga | 1,24 | 3,30 |
Angka Kematian Bayi (per 1000 kelahiran) | 39,74 | 39,11 |
Sumber : Susenas 2007-2008
Tahukah anda**)
Di kabupaten Subang penolong kelahiran oleh dukun mengalami penurunan selama periode 2007-2008
Sebagian besar pilihan penduduk pada tahun 2008 untuk berobat jalan lebih memilih ke tempat praktek dokter/poliklinik daripada ke puskesmas yaitu mencapai 36,41%. Sedangkan persentase berobat jalan ke puskesmas mencapai 28,06%.
Penolong kelahiran tertinggi dilakukan oleh bidan mencapai 69,79%. Walaupun demikian, masih terdapat kelahiran yang di tolong oleh dukun sebesar 16,49% dan bahkan oleh famili/keluarga sebesar 3,30%.
Pada saat ini pemerintah sedang mengupayakan agar para ibu hamil dapat melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan.Sehingga diharapkan persalinan balita yang ditolong oleh dukun diharapkan terus menurun. Di lihat dari perkembangan dalam kurun waktu 2007-2008 persalinan oleh dukun mengalami penurunan sebesar 8,71 persen dari 25,20 tahun 2007 menjadi 16,49 di tahun 2008. Namun demikian angka ini masih cukup tinggi sehingga diharapkan akan terus mengalami penurunan persentasenya.
Kondisi perumahan pada tahun 2009 masih terdapat 1,69 persen rumahtangga yang mempunyai luas rumah <20 M2, persentase ini mengalami penurunan jika di banding tahun 2007 yaitu sekitar 2,34 persen. Sedangkan rumahtangga yang kondisi perumahannya berlantai bukan tanah pada tahun 2009 juga mengalami penurunan dibanding 2007 dari 88,74 persen menjadi 88,61 persen.
Selain itu juga masih ada rumahtangga yang belum mempunyai fasilitas air minum sendiri. Pada tahun 2009 rumahtangga yang mempunyai fasilitas air minum sendiri sekitar 66, 61 persen. Namun mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yaitu sekitar 68,98 persen.
Sedangkan akses terhadap sumber air minum yang berasal dari sumber air minum kemasan, isi ulang dan ledeng juga mengalami penurunan pada tahun 2009 dibanding 2008. Pada tahun 2008 persentase rumahtangga mencapai 20,78 persen sedangkan pada tahun 2009 menjadi 20,48 persen.
Tabel 8. Statistik Perumahan Kabupaten Subang
Uraian | 2007 | 2008 | 2009 |
Rumah Tangga (%): | |||
- Luas <20M2 | 2,34 | 3,58 | 1,69 |
- Lantai Bukan Tanah | 88,74 | 86,17 | 88,61 |
- Dinding Permanen | 100 | 100 | 99,88 |
Sumber : Susenas 2007-2009
Gambar 7. Rumah Tangga yang mempunyai Akses terhadap Air Bersih
Sumber : Susenas 2008-2009
Gambar 8. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Subang
Sumber : Hasil Penghitungan BPS RI
*) 2009 = angka masih sementara
Tabel 9. Statistik Kemiskinan Kabupaten Subang
Uraian | 2008 | 2009 |
(1) | (2) | (3) |
Garis Kemiskinan (Rp) | 184.075 | 219.956 |
Penduduk Miskin (jiwa) | 215.020 | 201.780 |
Sumber : Hasil Penghitungan BPS RI
Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada kurun waktu 2006-2009 mengalami peningkatan secara signifikan. Pada Tahun 2006 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 69,86, tahun 2007 meningkat menjadi 70,03, tahun 2008 menjadi 70,43 dan tahun 2009 meningkat lagi menjadi 70,86 walau masih angka sementara. Meskipun terjadi kenaikan tetapi kenaikannya melambat, hal ini mungkin karena dampak dari investasi di bidang kesehatan dan pendidikan tidak bisa secara langsung pada jangka panjang.
Penduduk miskin dalam kurun waktu 2008-2009 mengalami penurunan. Hal ini bisa dilihat dari turunnya penduduk miskin dari 215.020 jiwa pada tahun 2008 menurun menjadi 201.780 jiwa tahun 2009 atau turun sekitar 6,16 persen.
Tahukah anda**)
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Subang menyumbang sekitar 4,16 persen terhadap total penduduk miskin Jawa Barat.
Dari sisi produksi, tahun 2009 dibanding tahun 2008 beberapa tanaman pangan mengalami peningkatan. Tanaman padi sawah tahun 2008 sebanyak 974.204 ton meningkat menjadi 1.098.210 ton tahun 2009. Tanaman Kedelai dari 496 ton menjadi 2.083 ton, kacang tanah dari 1.686 ton menjadi 3.189 ton dan ubi jalar dari 1.635 ton menjadi 2.183 ton. Sedangkan tanaman padi ladang, jagung, kacang hijau dan ubi kayu mengalami penurunan produksi di tahun 2009.
Terjadinya penurunan produksi beberapa tanaman pangan pada tahun 2009 ini disebabkan dari berkurangnya luas panen dari komoditas tanaman tersebut.
Selama periode 2008-2009, produksi kedelai meningkat sangat signifikan mencapai 319,96 persen. Rata-rata luas panen kedelai selama periode tersebut adalah 1.006 Ha dengan peningkatan sebesar 256,24 persen pertahunnya.
Tabel 10. Statistik Tanaman Pangan
Kabupaten Subang
Uraian | 2008 | 2009 |
(1) | (2) | (3) |
Padi Sawah Luas Panen (Ha) | 167.539 | 182.200 |
Produksi (Ton) | 974.204 | 1.098.210 |
Padi Ladang | ||
Luas Panen (Ha) | 2.445 | 2.385 |
Produksi (Ton) | 7.411 | 7.340 |
Jagung | ||
Luas Panen (Ha) | 1.142 | 962 |
Produksi (Ton) | 4.626 | 4.219 |
Kedelai | ||
Luas Panen (Ha) | 441 | 1.571 |
Produksi (Ton) | 496 | 2.083 |
Kacang Tanah | ||
Luas Panen (Ha) | 1.249 | 2.232 |
Produksi (Ton) | 1.686 | 3.189 |
Kacang Hijau | ||
Luas Panen (Ha) | 326 | 112 |
Produksi (Ton) | 304 | 113 |
Ubi Kayu | ||
Luas Panen (Ha) | 1.906 | 1.388 |
Produksi (Ton) | 27.812 | 21.090 |
Ubi Jalar | ||
Luas Panen (Ha) | 122 | 162 |
Produksi (Ton) | 1.635 | 2.183 |
Sumber : Angka Tetap Hasil Ramalan
Gambar 9. Target dan Realisasi Produksi Minyak Bumi Kabupaten Subang (persen)
Sumber: Subang Dalam Angka 2010
Gambar 10. Target Produksi dan Realisasi Gas Bumi Kabupaten Subang (persen)
Sumber : Subang Dalam Angka 2010
Sektor Pertambangan di Kabupaten Subang yang ada adalah minyak bumi dan gas bumi.Kedua komoditas ini menjadi salah satu kontributor terhadap produksi minyak dan gas bumi di Jawa Barat. Namun demikian dalam tiga tahun terakhir realisasi produksi dari komoditas minyak bumi mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 realisasi produksi mencapai 65,79 persen, tahun 2008 menurun menjadi 29,09 persen sedangkan tahun 2009 meningkat lagi menjadi 55,28 persen. Naik turunnya realisasi produksi ini di pengaruhi oleh adanya beberapa sumur yang memiliki kadar air cukup tinggi sehingga harus ditutup.
Sedangkan realisasi produksi gas bumi dalam tiga tahun terakhir ini terus mengalami penurunan. Tahun 2007 realisasi produksi mencapai 94,69 persen, tahun 2008 menurun menjadi 94,26 persen dan tahun 2009 turun secara nyata menjadi 84,5 persen. Terjadinya penurunan produksi gas bumi dikarenakan kandungan CO2 yang tinggi.
Selama Tahun 2008-2009 jumlah perusahaan industri besar dan sedang mengalami penurunan. Tahun 2008 jumlah industri besar sedang sebanyak 47 perusahaan mengalami penurunan di tahun 2009 menjadi 46 perusahaan. Dari jumlah tersebut didominasi oleh kelompok industri makanan dan minuman sebanyak 25 perusahaan.
Selain dari sisi jumlah mengalami penurunan juga dari sisi tenaga kerja yang terserap pada industri tersebut selama periode yang sama mengalami penurunan. Dibanding tahun 2008, jumlah tenaga kerja yang terserap turun sekitar 1,62 persen atau mencapai 12.143 orang dari tahun sebelumnya yang berjumlah 12.343 orang. Kelompok industri yang banyak menyerap tenaga kerja adalah industri makanan dan minuman sebesar 34,06 % atau sekitar 4.136 orang.
Tabel 11. Statistik Industri Pengolahan di Kabupaten Subang
Kode | Kelompok Industri | 2008 | 2009 |
15 | Industri Makanan dan Minuman | 26 | 25 |
17 | Industri Tekstil | 3 | 3 |
18 | Industri Pakaian Jadi | 3 | 3 |
20 | Industri Kayu | 7 | 7 |
21 | Industri Kertas | 2 | 2 |
24 | Industri Kimia | 2 | 2 |
25 | Industri Karet | 3 | 3 |
35 | Industri Alat Angkut selain kendaraan Bermotor Roda 4 atau lebih | 1 | 1 |
| Jumlah | 47 | 46 |
Sumber: Subang Dalam Angka 2010
Tabel 12. Statistik Hotel dan Wisatawan di Kabupaten Subang
Uraian | 2008 | 2009 |
(1) | (2) | (3) |
Akomodasi | ||
Hotel Berbintang | 2 | 2 |
Hotel Non Berbintang | 78 | 78 |
Total | 80 | 80 |
Jumlah Kamar | ||
Hotel Berbintang | 177 | 206 |
Hotel Non Berbintang | 1.031 | 1.137 |
Total | 1.208 | 1.343 |
Jumlah Tempat Tidur | ||
Hotel Berbintang | 451 | 501 |
Hotel Non Berbintang | 1.374 | 1.602 |
Total | 1.825 | 2.103 |
Tingkat Hunian Kamar | ||
Hotel Berbintang | 36.05 | 39.34 |
Hotel Non Berbintang | 26.89 | 31.77 |
Total | 28.08 | 34.23 |
Jumlah Kunjungan Wisatawan | ||
Wisnus | 5.631.713 | 5.708.926 |
Wisman | 64.245 | 81.650 |
Total | 5.695.958 | 5.790.576 |
Sumber: Publikasi BPS Jawa Barat, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Subang
Banyaknya tempat wisata yang ada di Kabupaten Subang menjadikannya sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Barat. Kondisi ini tentunya akan berdampak pada tingkat hunian hotel baik yang berbintang maupun yang tidak berbintang. Dalam dua tahun terakhir jumlah usaha akomodasi tidak mengalami kenaikan yaitu berjumlah 80 buah.
Berdasarkan tingkat hunian kamar baik klasifikasi hotel berbintang maupun hotel non berbintang, tahun 2009 mencapai 34,23 persen. Persentase ini lebih baik jika dibanding tahun 2008 yang hanya mencapai 28,08 persen. Tingkat hunian kamar pada hotel berbintang naik dari 36,05 persen menjadi 39,34 persen. Sedangkan pada hotel non berbintang tingkat hunian kamar naik dari 26,89 persen menjadi 31,77 persen.
Melihat perkembangan kunjungan wisatawan yang datang selama kurun waktu 2008-2009 terus mengalami peningkatan baik kunjungan wisnus maupun wisman. Kunjungan wisnus naik sebesar 1,37 persen sedangkan kunjungan wisman sekitar 27,09 persen.
Salah satu penunjang kelancaran transportasi khususnya transportasi darat adalah adanya fasilitas jalan. Kelancaran akses jalan di suatu daerah akan mempengaruhi terhadap kelancaran kegiatan ekonomi penduduknya.
Pada tahun 2009 kondisi jalan yang ada dari panjang jalan 1.054,50 Km sekitar 91,36 persen merupakan jalan yang beraspal sedangkan sisanya 8,64 persen masih berkerikil, berbatu bahkan masih ada yang jalan tanah.
Dari perkembangannya, panjang jalan tidak mengalami penambahan. Berbeda dengan jumlah kendaraan bermotor, selama kurun waktu 2008-2009 terus mengalami penurunan. Dimana tahun 2008 jumlahnya mencapai 6.274 unit sedangkan tahun 2009 menjadi 6.245 unit atau turun sekitar 0,46 persen.
Diantara jenis kendaraan yang mengalami penurunan jumlah di tahun 2009 adalah jenis bis, bis mikro, truk dan lainnya. Sedangkan untuk jenis angkot , pick up dan bis mini mengalami kenaikan jumlah masing-masing sekitar 0,91 persen, 1,51 persen dan 1,11 persen.
Gambar 11. Permukaan Jalan di Kabupaten Subang (Persen)
Sumber: Subang Dalam Angka 2010
Tabel 13. Statistik Transportasi Kabupaten Subang
Uraian | 2008 | 2009 |
Panjang Jalan (Km) | ||
Aspal | 963.40 | 963.40 |
Bukan Aspal Jumlah | 91.1 1.054,50 | 91.1 1.054,50 |
Jumlah Kendaraan (Unit) | ||
Angkot | 771 | 778 |
Bus Mini | 541 | 547 |
Bis | 52 | 51 |
Bis Mikro | 22 | 15 |
Pick Up | 2.449 | 2.486 |
Truk | 2.164 | 2.113 |
Lainnya | 275 | 255 |
Jumlah | 6.274 | 6.245 |
Sumber: Subang Dalam Angka 2010
Tabel 14. Statistik Dana Perbankan di Bank Umum dan BPR di Kabupaten Subang (Juta Rp)
Uraian | 2008 | 2009 |
Giro | 1.750.191 | 2.230.389 |
Simpanan Berjangka | 3.521.313 | 4.603.428 |
Tabungan | 8.424.233 | 9.432.869 |
Sumber: BI Bandung
Gambar 12. Nilai Investasi Kabupaten Subang (Milyar Rp)
Sumber : Subang dalam Angka 2010
Kondisi perekonomian yang membaik membawa dampak terhadapdana perbankan yang terkumpul dari masyarakat baik di bank umum maupun di bank perkreditan rakyat (BPR). Tahun 2009 dana masyarakat yang terkumpul dalam bentuk giro meningkat sekitar 27,24% atau mencapai 2.230.389 juta rupiah di banding tahun sebelumnya. Sedangkan simpanan berjangka meningkat dari 3.521.313 juta rupiah menjadi 4.603.428 juta rupiah atau naik sebesar 30,73% dan tabungan dari 8.424.233 juta menjadi 9.432.869 juta rupiah atau naik sebesar 11,97%.
Di bidang investasi pada kurun waktu 2007-2009, Penanam Modal Asing (PMA) mengalami fluktuasi. Tahun 2007 proyek penanaman modal yang disetujui oleh Pemda Subang nilainya mencapai 124,78 milyar rupiah namun pada tahun 2008 turun menjadi 16,53 milyar rupiah. Kemudian tahun 2009 nilainya naik lagi menjadi 241,44 milyar rupiah. Berbeda dengan PMA, PMDN tahun 2007-2009 cenderung terus naik nilai investasinya.
Perkembangan harga rata-rata beberapa bahan pokok selama tahun 2008-2009 terus mengalami kenaikan. Dari 11 (sebelas) komoditi yang dipantau hanya rata-rata harga minyak goreng yang mengalami penurunan yaitu sebesar 1,10 persen. Sedangkan komoditi lainnya semua menunjukkan peningkatan harga. Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata harga komoditi ikan asin sebesar 77,05 persen Tahun 2008, rata-rata harga ikan asin sebesar 21.263 rupiah meningkat tahun 2009 menjadi 37.646 rupiah.
Rata-rata harga komoditi terendah kenaikannya terdapat pada tekstil hanya sebesar 0,41 persen. Tahun 2008 rata-rata harga tekstil sebesar 22.905 rupiah meningkat menjadi 23.000 rupiah pada tahun 2009.
Tahukah anda**)
Salah satu indikator penting yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat adalah inflasi
Gambar 13. Perkembangan Harga Sembako Terpilih di Kabupaten Subang (Rp/Kg)
Sumber: Subang Dalam Angka 2010
Tabel 15. Harga Rata-rata Beberapa Bahan Pokok di Kabupaten Subang
Jenis Barang | 2008 | 2009 |
(1) | (2) | (3) |
1.Beras | 4.602 | 5.096 |
2. Ikan Asin | 21.263 | 37.646 |
3. Minyak Goreng | 10.728 | 10.610 |
4. Gula Pasir | 6.737 | 8.524 |
5. Garam | 1.500 | 1.650 |
6. Sabun Cuci | 13.111 | 14.786 |
7. Tekstil | 22.905 | 23.000 |
8. Bahan Celana | 26.249 | 27.000 |
9. Tepung Terigu | 9.007 | 9.809 |
10. Semen | 42.771 | 52.132 |
11. Emas Perhiasan | 238.283 | 328.125 |
Sumber : Subang Dalam Angka 2010
Gambar 14. Perkembangan pengeluaran per kapita Kabupaten Subang (Rp/bulan)
Sumber: Susenas 2007-2009
Gambar 15. Pengeluaran Makanan dan Non makanan Di Kabupaten Subang (%)
Sumber: Susenas 2007-2009
Salah satu Indikator untuk melihat perkembangan kesejahteraan penduduk adalah melalui perkembangan tingkat pendapatan penduduk.Dalam periode 2007-2009 secara umum tingkat kesejahteraan penduduk Kab.Subang mengalami peningkatan yaitu dengan semakin meningkatnya pengeluaran perkapita sebagai proxy pendapatan. Rata-rata pengeluaran nominal penduduk tahun 2007 sebesar 342.616 rupiah naik menjadi 453.322 rupiah tahun 2009.
Sedangkan dari sisi perubahan persentase pengeluaran yang didasarkan pada pengeluaran non makanan, bahwa semakin tinggi persentase pengeluaran non makanan dapat memperlihatkan adanya perubahan perbaikan tingkat kesejahteraan. Selama kurun waktu 2007-2009, persentase pengeluaran non makanan cenderung mengalami fluktuasi. Hal ini bisa terlihat dari data tahun 2007 pengeluaran untuk non makanan sekitar 41,21 persen naik menjadi 42,63 persen tahun 2008 namun kembali turun pada tahun 2009 menjadi 39,23 persen.
B
Berdasarkan data 2007-2009, jumlah usaha perdagangan terus mengalami peningkatan dari 878 unit menjadi 1.490 unit atau naik rata-rata sekitar 34,85% per tahunnya. Jika dirinci menurut perusahaan dagang, usaha partai kecil selama 3 (tiga) tahun terakhir terus mengalami peningkatan dari 407 unit menjadi 1.098 unit. Meningkatnya usaha perdagangan partai kecil ini mungkin disebabkan karena tidak memerlukan modal yang besar untuk melakukan usahanya.
Berbeda dengan usaha partai kecil, partai menengah dan besar pada periode yang sama cenderung mengalami fluktuasi.
Melihat perkembangan jumlah SIUP yang dikeluarkan oleh pemerintah Kab. Subang, selama 2007-2009 jumlahnya terus mengalami peningkatan. Adanya peningkatan jumlah SIUP ini menunjukkan bahwa iklim usaha di Kabupaten Subang terus membaik.
Gambar 16.Jumlah Usaha Perdagangan
Sumber: Subang Dalam Angka 2010
Gambar 17. Jumlah SIUP yang dikeluarkan di Kabupaten Subang Tahun 2009
Sumber: Subang Dalam Angka 2010
Gambar 18. Distribusi Persentase PDRB menurut Sektor di Kab. Subang Tahun 2009
Sumber: Subang Dalam Angka 2010
Tabel 16. Perkembangan PDRB Kabupaten Subang
Uraian | 2008 | 2009 |
PDRB ADHB (Juta Rp.) | 13.745.080,16 | 15.022.423,61 |
PDRB ADHK (Juta Rp) | 6.779.801,94 | 7.103.319,34 |
PDRB Perkapita ADHB ( Rp) | 9.649.333,646 | 10.480.456 |
PDRB perkapita ADHK ( Rp) | 4.759.562,71 | 4.955.660,13 |
LPE (%) | 4.74 | 4.77 |
| | |
Sumber: Subang Dalam Angka 2010
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah. Sehingga PDRB ini sering digambarkan sebagai kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh daerah tersebut.
Melihat besaran nilai tambah dari masing-masing sektor ekonomi tahun 2009 berdasarkan distribusi PDRB masih tetap didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 37 persen.Sektor perdagangan dan industri pengolahan berada di urutan kedua dan ketiga peranannya terhadap total PDRB dengan kontribusi masing-masing sebesar 21 persen dan 12 persen.
Sementara untuk pendapatan perkapita yang dicapai tahun 2009 berada pada kisaran 10.480.456 rupiah naik sekitar 8,61 persen dibanding tahun 2008. Untuk LPE dalam dua tahun terakhir terus meningkat dari 4,74 persen menjadi 4,77 persen.
Melihat perbandingan antar daerah yang meliputi Subang, Sumedang, Purwakarta, Indramayu dan Karawang dari beberapa indikator terpilih seperti IPM dan TPT memperlihatkan bahwa Subang urutannya masih di bawah Sumedang. Namun jika dibandingkan dengan Purwakarta, Indramayu dan Karawangmasih lebih baik. Dari 5 (lima) daerah yang dibandingkan IPMnya, urutan tertinggi ditempati oleh Sumedang sedangkan Indramayu menempati urutan terendah. Dan untuk indikator TPT, urutan tertinggi ditempati oleh Sumedang sementara urutan terendahnya Karawang.
Lain halnya dengan perbandingan total PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan bahwa Subang berada di urutan ketiga setelah Karawang dan Indramayu. Total PDRB ADHB tahun 2009 tertinggi dicapai oleh Karawang sebesar 47.393.538,87 juta rupiah. Angka ini hampir 3 (tiga) kali lipat total PDRB ADHB Subang. Sedangkan total PDRB ADHB terendah dicapai oleh Sumedang yang hanya 11.188.167,33 juta rupiah.
Gambar 19. Perbandingan Beberapa Indikator Terpilih 2009
Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat
Tabel 17. Perbandingan PDRB di 5 Kabupaten
Kabupaten | 2008 | 2009 |
PDRB ADHB (Juta Rp.) | ||
Subang | 13.745.080,16 | 15.022.423,61 |
Purwakarta | 13.215.852,86 | 14.156.384,89 |
Sumedang | 10.300.342,44 | 11.188.167,53 |
Indramayu | 40.812.440,76 | 44.701.579,96 |
Karawang | 42.445.653,25 | 47.393.538,87 |
PDRB ADHK (Juta Rp.) | ||
Subang | 6.779.801,94 | 7.103.319,34 |
Purwakarta | 6.506.042,30 | 6.849.561,34 |
Sumedang | 5.136.819,72 | 5.381.581,99 |
Indramayu | 13.233.522,04 | 13.790.771,50 |
Karawang | 18.353.975,09 | 19.195.450,18 |
Sumber : BPS Propinsi Jawa Barat
untuk yang memerlukan file tsb di atas, bisa menuliskan alamat email shg file akan dikirim via email. terima kasih.
BalasHapusPunten Pak, sharing Subang Dalam Angka 2010 ya.
BalasHapusNuhun
Budiman
budi.ls@gmail.com